Rabu, 10 Agustus 2011

Teen male body quest di Filipina.

SUMMER BODY QUEST

Waktu aku berkunjung ke Filipina, aku diberitahu seorang teman Filipino bahwa di salah satu provinsi di Filipina akan diadakan  teen male  body quest. Yaitu suatu lomba keindahan tubuh remaja lelaki. Menurut Carlos, temanku orang Filipino itu, lomba ini unik. Tapi Carlos tak mengatakan apanya yang unik. Karena aku datang dari luar Filipina, Carlos yang merupakan anggota panitia penyelenggara [organizing committee]  minta aku bersedia menjadi salah seorang juri. Kata Carlos, tak ada persyaratan khusus untuk jadi juri, katanya lagi:

"Just use your taste", artinya :"Gunakan selera pribadimu dalam menilai".  

Karena aku punya cukup waktu untuk tinggal lebih lama di Filipina,maka permintaan Carlos,akan aku penuhi. Apalagi cowok Filipina terkenal banyak yang tampan dan 95% dari mereka sunat semua. Tradisi sunat bukan tradisi agama, melainkan tradisi budaya. Sunat dalam bahasa Tagalog disebut tuli atau pagtutuli, sedangkan lelaki yang tidak sunat disebut supot. Anak laki-laki umur delapan atau sepuluh tahun yang belum sunat akan diejek oleh teman-temannya sebagai supot yang artinya kulup atau masih berkulup.

Demikianlah, kira-kira  satu minggu sebelum acara puncak, aku dan Carlos terbang naik pesawat ke kota tujuan. Kami harus datang satu minggu sebelumnya, karena seperti halnya kontes kecantikan yang menilai, berbagai sisi kecantikan dan kepribadian, maka kontes ketampanan remaja ini juga akan mencoba menilai berbagai aspek.Kata Carlos, proses pemilihan makan waktu dua minggu.Pada waktu kami datang, peserta yang ada  tinggal 20 orang, yang lainnya sudah ter-eliminasi. Pada periode yang tersisa, ke-20 pemuda harus melalui berbagai tes termasuk psikotes dan tes kesehatan. Sebagai juri, maka aku dan Carlos harus selalu hadir. Berbeda dengan kontes ketampanan  di kota-kota lain di Filipina, maka kontes yang aku hadiri tidak melibatkan perempuan. Baik sebagai penyelenggara, juri,  maupun sebagai penonton. kata Carlos, untuk menjaga privacy. Tak jelas apa yang dimaksud privacy oleh Carlos.Selanjutnya, kata Carlos lagi, ini tak ada hubungan dengan kontes gay atau yang semacam itu.    

PENILAIAN PESERTA

Sebagai juri, maka aku dan Carlos selalu hadir dalam setiap tahap penilaian. Penilaian dilakukan di sebuah rumah peristirahatan atau villa milik salah seorang terkaya di Filipina yang menjadi sponsor acara tersebut. Sponsor ini juga merupakan pihak yang akan memberikan  kontrak kerja pada  pemenang kontes.Penilaian pertama adalah kesehatan peserta. Pemeriksaan kesehatan dilakukan di luar [out door] di tepi kolam renang dan waktu aku datang ternyata ke-20 peserta sudah dalam kedaan telanjang bulat. Remaja-remaja itu memang tampan, putih bersih, dengan tubuh atletis, jembut dan bulu ketek mereka lumayan lebat.Sedang  ukuran kontol mereka berbeda-beda, tapi tak ada yang berkontol kecil. Ukuran mereka rata-rata ukuran kontol Filipina atau lebih besar dari rata-rata! Semuanya tersunat ketat [high and tight]. Salah seorang di antaranya bertubuh tinggi besar, ramping, tapi berotot dengan kontol yang besar. Orang mengatakan bahwa pemuda itu [ Salvador ] punya harapan jadi pemenang kontes. 

Disuguhi 20 orang pemuda tampan yang semua telanjang - bulat itu, mau tidak mau, suka tidak suka, aku jadi  merasa sesak nafas, jantungku berdebar keras, aliran darahku seakan makin cepat, dan kontolku ngaceng berat sampai terasa agak sakit  - akibat berahi yang menyala-nyala di otak dan kontolku. Kontolku teramat tegang sampai-sampai cairan mazieku terpancar keluar : seeer seeer seeer. Sehingga lobang kencingku jadi melekat ke kain kancutku dan tubuhku terasa agak lemas menanggung berahi  yang  membara itu !  

Pemuda-pemuda itu  diperiksa kesehatannya oleh seorang dokter Filipino [Cedarrio, MD] lelaki yang tampan dengan tubuh atletis. Semuanya berjalan serius tapi santai. Bahkan dokter yang memeriksa pun telanjang dada  hanya mengenakan kancut, karena ia baru saja berenang di kolam renang itu. Dokter itu ternyata pernah jadi pemenang kontes beberapa tahun sebelumnya. Wajah Dr. Cedarrio yang tampan itu ditingkah oleh  tubuh indahnya,  dengan otot dada yang menonjol ke depan ditancapi sepasang puting susu yang ketat, tegang, dan melenting - amat menggoda iman. Perutnya rata, kencang, tapi bertonjolan otot-otot perut membentuk pola six packs. Pinggangnya kencang, otot lengan dan  tungkainya juga tampak kencang.Otot-otot bisepsnya bertonjolan amat indah dan jantan. Jika, Dr. Cedarrio mengangkat tangannya ke atas, maka tampaklah bulu keteknya yang tumbuh sepanjang dataran ketiaknya  dan tumbuh rapat - terkesan sexy. Wajah tampannya yang imut terkesan remaja itu, kontras sekali dengan bulu keteknya yang telah tumbuh lebat, rapat , dan sempurna  membuktikan kedewasaan fisiknya dan kelaki-lakiannya yang sempurna ! Setiap lelaki homo yang melihatnya dalam keadaan hanya berkancut nyaris telanjang itu pasti akan bangkit berahinya, frustrasi dan ingin mencabulinya !    

Berbeda dengan pemeriksaan kesehatan yang biasa, pada seleksi kontes ini, para peserta yang semuanya laki-laki dan sudah telanjang bulat itu diperiksa dokter dalam keadaan berdiri mengangkang dengan kedua tangan terangkat ke atas. Tubuh mereka seakan  membentuk huruf X. Maksudnya agar juri dapat melihat apa yang dilakukan dokter dan melihat dengan mata kepala sendiri bagian-bagian tubuh peserta yang paling pribadi untuk dinilai, seperti : kontol, biji peler, puting susu, ketiak, jembut dan bulu ketek mereka. Umumnya para peserta itu tampil wajar dan tidak salah-tingkah. Meskipun ada juga satu-dua orang tampak agak salah tingkah dan kemalu-maluan,  karena berada dalam  keadaan bertelanjang bulat dan ditatap puluhan pasang mata. Setelah seluruh bagian tubuh peserta diperiksa, maka dilakukan pemeriksaan akhir. Peserta yang diperiksa disuruh duduk setengah berbaring di  atas meja dengan kaki mencangkung terbuka lebar selangkangannya menghadap frontal ke juri.

Dengan posisi demikian maka peserta itu benar-benar ditelanjangi karena semua bagian tubuhnya yang paling pribadi terpapar [exposed] pada para juri, yaitu  : jembut, kontol, biji peler, selangkangan, dan  lobang pantatnya. Dalam keadaan begitu Dr. Cedarrio dengan tangan terbungkus sarung tangan karet [handschoen] merojok lobang-pantat peserta   itu dengan jari telunjuknya - dan menggerak-gerakkan atau memijat kelenjar prostat peserta itu dari arah lobang pantatnya. Seketika itu juga : CROOOOT! CROOOOT! CROOOOT! Pejuh peserta itu muncrat. dan Dr. Cedarrio menampung pejuh yang muncrat itu dalam sebuah wadah gelas yang telah disiapkan.

Umumnya wajah peserta menjadi merah padam atau bersemu dadu karena merasa kemalu-maluan karena pejuhnya muncrat di hadapan yang hadir. Proses ini merupakan penilaian rasa percaya diri peserta akan kelaki-lakiannya! Setelah coba di-onani dengan pijatan prostat [massage prostat], peserta itu dikocok lagi kontolnya [di-onani] oleh Dr. Cedarrio untuk kedua kalinya buat menilai vitalitasnya. Ternyata semua peserta mempunyai potensi sexual  yang lumayan. Sebab, meskipun baru saja mengeluarkan pejuh akibat prostatnya dipijat-pijat, tapi semua peserta itu kontolnya tetap bisa  ngaceng lagi dan tak lama kemudian kepala kontolnya memerah ungu berkilat-kilat, ketika kocokan Dr, Cedarrio dilanjutkan terus, maka   terpancar  lagi pejuhnya untuk kedua kalinya: CROOOOT! CROOOT! CROOOT! Indah sekali!  Penilaian yang berikutnya tak perlu aku ceritakan, karena tidak ada yang istimewa. [Ha.. Ha..Ha...]      

POST SCRIPTUM

Cerita ini ditulis dalam Bahasa Samoa [Gagana Samoa] kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Blog ini.


[KERISTOFO'ORI RINALETO - CRISTOFORI RINALDO]

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar