JOAO MARTINS
Ini adalah cerita Joao Martins, seorang pemuda Singapura berdarah campuran Cina-Portugis.Joao lahir di Singapura, ibunya orang Cina-Makao dan bapaknya orang Portugis-Makao. Joao besar dan sekolah di Singapura dan Warga Negara Singapura. Joao mengaku kenal dekat dan sering menemani atau melayani Nazar [Nazaruddin] di Singapura. Untuk meng-Inggris-kan namanya, Joao mengganti nama depannya dengan John,sehingga nama lengkapnya menjadi John Martins. Tapi aku lebih suka memanggilnya Joao dan dia juga tak keberatan dipanggil Joao. Berikut ini adalah cerita Joao kepadaku tentang pertemuannya dengan Nazar, yang bisa jadi akan merupakan pertemuannya yang terakhir dengan Nazar :
SINGAPURA
Ini adalah cerita Joao Martins, seorang pemuda Singapura berdarah campuran Cina-Portugis.Joao lahir di Singapura, ibunya orang Cina-Makao dan bapaknya orang Portugis-Makao. Joao besar dan sekolah di Singapura dan Warga Negara Singapura. Joao mengaku kenal dekat dan sering menemani atau melayani Nazar [Nazaruddin] di Singapura. Untuk meng-Inggris-kan namanya, Joao mengganti nama depannya dengan John,sehingga nama lengkapnya menjadi John Martins. Tapi aku lebih suka memanggilnya Joao dan dia juga tak keberatan dipanggil Joao. Berikut ini adalah cerita Joao kepadaku tentang pertemuannya dengan Nazar, yang bisa jadi akan merupakan pertemuannya yang terakhir dengan Nazar :
SINGAPURA
Waktu terakhir kali Bang Nazar datang ke Singapura, beliau mengontak aku. Itu bukan kunjungan beliau yang pertama,beliau memang sekali-sekali datang ke Singapura. Entah untuk urusan apa. Mungkin bisnis, mungkin pribadi, mungkin berobat [atau medical check up],aku memang tak pernah tanya. Aku sendiri tidak tahu, yang sebenarnya Bang Nazar itu apa atau siapa. Apakah pejabat atau businessman atau apa. Yang pasti kalau beliau datang sendirian [tidak dengan isteri, tidak bersama orang lain] aku selalu dihubungi untuk datang ke hotel melayani dan menemani beliau.Bang Nazar yang berasal dari lingkungan keluarga Arab atau Pakistan atau Bangladesh [aku tak pernah tanya] pasti tidak terlalu dermawan [not very generous], meskipun beliau tidak pelit juga. Meski begitu, aku selalu merasa senang jika harus melayani atau menemani beliau, karena beliau ganteng dan wajahnya enak dipandang mata.
Bang Nazar orangnya cukup "terbuka", jika sedang berkunjung ke Singapura, aku selalu disuruh ke kamarnya di hotel. Bukan itu saja, aku selalu disuruh memegang kunci duplikat kamarnya,karena itu beliau selalu minta 2 kunci elektronik. Dengan cara begitu maka aku tidak ada kesulitan untuk mencapai lantai kamarnya dengan lift - sebab untuk naik ke lantai tertentu di hotel - harus menggunakan kunci elektronik.
Di kamar hotel, Bang Nazar juga "terbuka", sebab beliau selalu hanya mengenakan kancut saja. Kancutnya minim, disainnya "rendah" artinya kainnya minim - sehingga bagian atas hamparan jembut Bang Nazar selalu terlihat. Kata orang kancut seperti itu disebut "maximum exposure",sebab hampir seluruh bagian tubuh orang yang mengenakannya terlihat [exposed], kecuali kontol, biji peler dan hamparan jembutnya ! Sekali-sekali. Bang Nazar menemui aku sambil berbaring terlentang di tempat tidur dan kedua tangannya diangkat ke atas dan menyangga kepalanya.Sehingga akupun jadi bisa melihat pola pertumbuhan bulu-ketek Bang Nazar yang berdarah Arab atau Pakistan itu. Bulu keteknya lumayan lebat ! Dasar Arab!Meskipun begitu, dada dan perutnya tidak berbulu, tapi ada bulu-bulu perut ringan yang tumbuh. Berawal dari pusarnya, menjalar ke bawah dan bergabung dengan hamparan jembutnya. Sexy juga !. Bagaimana pun juga, aku sebagai cowok homosex yang doyan sesama jenis, kontolku selalu saja ngaceng, kalau melihat penampilan Bang Nazar yang nyaris telanjang atau sedang telanjang-bulat. Jantungku berdebar-debar dan aliran darahku seperti berdesir-desir ingin main cabul dengan "abangku" itu !
AMAT PERCAYA DIRI
Yang aku kagumi dari Bang Nazar adalah bahwa dia benar-benar lelaki [sejati]. Beliau tidak ragu atau malu untuk telanjang-bulat di kamar, sementara aku ada disitu! Aku "terpaksa" melihat beliau telanjang-bulat ketika beliau sedang ganti kancut di depanku atau akan berangkat mandi atau sedang mandi. Kalau sedang telanjang-bulat, Bang Nazar tak pernah membelakangi aku, melainkan dengan sangat percaya diri [PD] beliau tak ragu untuk frontal menghadapkan bagian depan tubuh Arab beliau yang indah ke arahku! Tentu saja pemandangan seindah itu selalu aku jadikan andalan untuk membangkitkan berahi di otakku dan syahwat di kontolku waktu aku onani, sehingga setelah dibantu dengan rangsangan-rangsangan nikmat tanganku di kontol dan puting-susuku, mau tidak mau, suka tidak suka, pejuhku muncrat juga keluar tak tertahankan [tapi nikmat luar biasa] CROOOOT! CROOOOT! CROOOOT! Agh! Bang Nazar!
Kamar mandi di kamar hotel langganan Bang Nazar dindingnya kaca [atau plastik] tembus pandang. Jadi, aku bukan hanya sering melihat ketika Bang Nazar sedang mandi telanjang-bulat, tapi juga sewaktu beliau kencing atau berak [telanjang bulat]. Oleh sebab itu, aku hafal betul seluruh bagian tubuh Bang Nazar termasuk jembut, kontol, dan biji pelernya. Kontol Bang Nazar lumayan besar [tidak kalah gedenya dengan ukuran kontol (kuda) Arab]. Kontol beliau tersunat ketat [high and tight] dan tak tampak ada sisa kulup yang tertinggal sedikit pun.Seluruh kulupnya sudah habis dipotong [dikudung] waktu beliau sunat dulu. Pendeknya aku sudah pernah melihat [dan hafal] seluruh bagian tubuh Bang Nazar, bahkan aku juga sudah pernah melihat lobang-pantat Bang Nazar waktu beliau duduk di tempat tidur dengan paha mengangkang lebar dalam keadaan telanjang-bulat! Entah sedang apa beliau waktu itu. Aku lupa ! Terlihat olehku Lobang pantat beliau mulus dan tak berambut, meskipun beliau Arab!
Karena umur Bang Nazar masih umur 30 tahunan [di bawah 35 tahun], pada keadaan normal dan ketika beliau tidak sedang kalut, Bang Nazar cukup rajin latihan fitness. Karena itu tubuhnya lumayan bagus.Atletis!Otot dadanya menonjol ke depan ditancapi sepasang puting-susu yang tegang-melenting, perutnya kencang dan rata bertonjolan otot-otot yang membentuk pola six-packs. Pinggangnya juga ramping dan kencang. Otot dan lengannya juga lumayan bagus. Agh!
Yang juga aku suka dari Bang Nazar, meskipun beliau Arab [atau Pakistan], tapi aku tak pernah mencium bau tidak sedap dari badan atau dari ketiaknya.Tidak seperti Arab-Arab lainnya! Beliau rajin mandi dan cermat menjaga kebersihan tubuhnya. Deodoran selalu dioles di ketiaknya dan parfum for men selalu dikecrot di bajunya dan bagian-bagian badan beliau yang berpotensi mengeluarkan bau tak sedap.
Yang juga aku suka dari Bang Nazar, meskipun beliau Arab [atau Pakistan], tapi aku tak pernah mencium bau tidak sedap dari badan atau dari ketiaknya.Tidak seperti Arab-Arab lainnya! Beliau rajin mandi dan cermat menjaga kebersihan tubuhnya. Deodoran selalu dioles di ketiaknya dan parfum for men selalu dikecrot di bajunya dan bagian-bagian badan beliau yang berpotensi mengeluarkan bau tak sedap.
MASSAGE
Pada kunjungan beliau terakhir ke Singapura, aku lihat Bang Nazar resah. Tapi aku tidak tanya ada masalah apa. Aku merasa itu bukan tugasku. Tugasku adalah menemani dan melayani abangku itu. Suatu malam saat aku menemani Bang Nazar, aku dilarang pulang. Kata Bang Nazar, beliau tidak bisa tidur dan aku diminta menginap di hotel. Malam itu, seperti biasa di dalam kamar Bang Nazar hanya mengenakan kancut minimnya - nyaris telanjang bulat. Tubuhku merasa lemas dilanda berahi yang menyala-nyala berdekatan dengan Sang Lelaki Hebat itu. Untuk menenangkan Bang Nazar, aku menawarkan massage. Beliau setuju dan aku mulai memijat dan mengurut tubuhnya. Meskipun kontolku jadi ngaceng tak terkendali akibat aku meraba-raba tubuh Lelaki Pujaanku itu.Untuk memudahkan kerjaku, kancut Bang Nazar aku tanggalkan, sehingga beliaupun telanjang bulat.
Sebelumnya, sore itu waktu akan makan malam, aku sengaja membelikan makanan di Arab Street dan Orchad Road untuk Bang Nazar. Kami makan di kamar hotel dan menunya adalah : ikan mas, kerang, sate kambing dengan nasi putih. Untuk menenangkan pikiran abangku itu aku buatkan kopi yang aku campur aphrodisiac [obat pembangkit nafsu berahi], yaitu majoon dan sedikit bubuk pasak bumi [Tongkat Ali]. Aku ingin malam itu Bang Nazar dapat mengeluarkan pejuhnya agar pikiran beliau bisa lebih tenang. Aku kasihan melihat cowok hebat itu resah-gelisah.
Ketika seluruh tubuh Bang Nazar selesai aku pijat - kecuali kontol beliau - aku melakukan finishing touch dengan memijat kontol dan biji pelernya. Hanya elusan dan pijatan ringan saja. Tapi, langsung saja kontol Bang Nazar menegang. Karena itu, tanpa minta izin, kontol gede Bang Nazar aku jilati dengan lidahku. Lalu aku cucup pelan-pelan dengan bibirku dan aku isap-isap dengan mulutku. Karena besarnya, maka kontol Bang Nazar tapi muat di mulutku!Karena itu aku hanya bisa mencucup-cucup lobang kencing dan kepala kontol beliau [glans penis] serta menjilati sisa-sisa frenulumnya yang sudah dipotong waktu beliau sunat dulu - beliau disunat cara Arab!
Sekali-sekali aku meraba dan memain-mainkan puting susu beliau dan mengelus-ngelus bagian bawah perut dan hamparan jembut beliau. Ketiak beliau juga aku sodok-sodok ringan dengan telunjukku, demikian juga lobang pantat beliau [silit, bool]. Beliau tidak marah, waku aku perlakukan seperti itu. Beliau hanya senyum-senyum saja, sehingga, beliau terkesan makin ganteng! Kadang-kadang beliau menggeliatkarena merasa geli atau menggelinjang karena merasa nikmat di tubuh atau kontol beliau. Sekali-sekali terdengar Bang Nazar melenguh dan mengeluh seperti kerbau yang sedang memamah biak, pasti karena belaiu merasa nikmat tak terkira di kontolnya : MMMPH..MMMPH....MMMPH, diselingi suara desis seperti ular HSSST HSSST HSSST, akibat rasa nikmat di kontol beliau terasa makin menggila. Kemudian, selagi aku sedang asyik melaksanakan tugas-muliaku, Bang Nazar tiba-tiba berkata lirih :
"Sudah mau keluar nih......."
Aku pun makin intens melanjutkan kerjaku dan tak lama kemudian: CROOOOOOOT! CROOOOOOT! CROOOOOOOT! Pejuh Bang Nazar muncrat, meloncat-loncat dari lobang kencing beliau. Bagaikan erupsi gunung berapi [volcano], banyaaaak sekali. Sebelum muncratannya berakhir, sebagian pejuh beliau aku isap dan aku telan ke dalam ususku. Demi meneguhkan kelaki-lakianku dan sebagai tanda bukti cinta sejatiku kepada beliau. Setelah muncratan pejuh beliau berhenti, tampak pejuh beliau masih saja meleleh-leleh sampai lama.Semua lelehan pejuh beliau aku jilat dan aku telan sampai bersih - licin tandas. Sementara itu, Bang Nazar sudah tetidur pulas, terlentang dan telanjang-bulat!. Agh! Indaaah sekali ! Aku suka pemandangan itu !!!
PERPISAHAN
Esok paginya Bang Nazar melanjutkan perjalanan beliau - entah kemana aku tidak tanya. Tapi aku merasa sedih dan ada feeling dalam diriku bahwa aku akan berpisah lama dengan beliau. Entah mengapa perasaan itu muncul. Tapi aku sudah tenang, karena aku sudah sempat menjilati kontol beliau dan meminum pejuh beliau. Bang Nazar juga tampak sudah lebih tenang, karena malam sebelumnya beliau sudah mengeluarkan pejuhnya banyak sekali. Aku berdoa agar beliau selamat. Semoga !
POST SCRIPTUM
Demikianlah cerita Joao Martins tentang Nazar. Setahuku Joao tidak pernah bohong! Tapi siapa tahu sekali ini Joao berbohong. Bisa jadi! Atau bisa saja, bukan ?
Pada kunjungan beliau terakhir ke Singapura, aku lihat Bang Nazar resah. Tapi aku tidak tanya ada masalah apa. Aku merasa itu bukan tugasku. Tugasku adalah menemani dan melayani abangku itu. Suatu malam saat aku menemani Bang Nazar, aku dilarang pulang. Kata Bang Nazar, beliau tidak bisa tidur dan aku diminta menginap di hotel. Malam itu, seperti biasa di dalam kamar Bang Nazar hanya mengenakan kancut minimnya - nyaris telanjang bulat. Tubuhku merasa lemas dilanda berahi yang menyala-nyala berdekatan dengan Sang Lelaki Hebat itu. Untuk menenangkan Bang Nazar, aku menawarkan massage. Beliau setuju dan aku mulai memijat dan mengurut tubuhnya. Meskipun kontolku jadi ngaceng tak terkendali akibat aku meraba-raba tubuh Lelaki Pujaanku itu.Untuk memudahkan kerjaku, kancut Bang Nazar aku tanggalkan, sehingga beliaupun telanjang bulat.
Sebelumnya, sore itu waktu akan makan malam, aku sengaja membelikan makanan di Arab Street dan Orchad Road untuk Bang Nazar. Kami makan di kamar hotel dan menunya adalah : ikan mas, kerang, sate kambing dengan nasi putih. Untuk menenangkan pikiran abangku itu aku buatkan kopi yang aku campur aphrodisiac [obat pembangkit nafsu berahi], yaitu majoon dan sedikit bubuk pasak bumi [Tongkat Ali]. Aku ingin malam itu Bang Nazar dapat mengeluarkan pejuhnya agar pikiran beliau bisa lebih tenang. Aku kasihan melihat cowok hebat itu resah-gelisah.
Ketika seluruh tubuh Bang Nazar selesai aku pijat - kecuali kontol beliau - aku melakukan finishing touch dengan memijat kontol dan biji pelernya. Hanya elusan dan pijatan ringan saja. Tapi, langsung saja kontol Bang Nazar menegang. Karena itu, tanpa minta izin, kontol gede Bang Nazar aku jilati dengan lidahku. Lalu aku cucup pelan-pelan dengan bibirku dan aku isap-isap dengan mulutku. Karena besarnya, maka kontol Bang Nazar tapi muat di mulutku!Karena itu aku hanya bisa mencucup-cucup lobang kencing dan kepala kontol beliau [glans penis] serta menjilati sisa-sisa frenulumnya yang sudah dipotong waktu beliau sunat dulu - beliau disunat cara Arab!
Sekali-sekali aku meraba dan memain-mainkan puting susu beliau dan mengelus-ngelus bagian bawah perut dan hamparan jembut beliau. Ketiak beliau juga aku sodok-sodok ringan dengan telunjukku, demikian juga lobang pantat beliau [silit, bool]. Beliau tidak marah, waku aku perlakukan seperti itu. Beliau hanya senyum-senyum saja, sehingga, beliau terkesan makin ganteng! Kadang-kadang beliau menggeliatkarena merasa geli atau menggelinjang karena merasa nikmat di tubuh atau kontol beliau. Sekali-sekali terdengar Bang Nazar melenguh dan mengeluh seperti kerbau yang sedang memamah biak, pasti karena belaiu merasa nikmat tak terkira di kontolnya : MMMPH..MMMPH....MMMPH, diselingi suara desis seperti ular HSSST HSSST HSSST, akibat rasa nikmat di kontol beliau terasa makin menggila. Kemudian, selagi aku sedang asyik melaksanakan tugas-muliaku, Bang Nazar tiba-tiba berkata lirih :
"Sudah mau keluar nih......."
Aku pun makin intens melanjutkan kerjaku dan tak lama kemudian: CROOOOOOOT! CROOOOOOT! CROOOOOOOT! Pejuh Bang Nazar muncrat, meloncat-loncat dari lobang kencing beliau. Bagaikan erupsi gunung berapi [volcano], banyaaaak sekali. Sebelum muncratannya berakhir, sebagian pejuh beliau aku isap dan aku telan ke dalam ususku. Demi meneguhkan kelaki-lakianku dan sebagai tanda bukti cinta sejatiku kepada beliau. Setelah muncratan pejuh beliau berhenti, tampak pejuh beliau masih saja meleleh-leleh sampai lama.Semua lelehan pejuh beliau aku jilat dan aku telan sampai bersih - licin tandas. Sementara itu, Bang Nazar sudah tetidur pulas, terlentang dan telanjang-bulat!. Agh! Indaaah sekali ! Aku suka pemandangan itu !!!
PERPISAHAN
Esok paginya Bang Nazar melanjutkan perjalanan beliau - entah kemana aku tidak tanya. Tapi aku merasa sedih dan ada feeling dalam diriku bahwa aku akan berpisah lama dengan beliau. Entah mengapa perasaan itu muncul. Tapi aku sudah tenang, karena aku sudah sempat menjilati kontol beliau dan meminum pejuh beliau. Bang Nazar juga tampak sudah lebih tenang, karena malam sebelumnya beliau sudah mengeluarkan pejuhnya banyak sekali. Aku berdoa agar beliau selamat. Semoga !
POST SCRIPTUM
Demikianlah cerita Joao Martins tentang Nazar. Setahuku Joao tidak pernah bohong! Tapi siapa tahu sekali ini Joao berbohong. Bisa jadi! Atau bisa saja, bukan ?
[KERISTOFO'ORI RINALETO - CRISTOFORI RINALDO]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar