Sabtu, 06 Agustus 2011

Bhisma penyanyi cafe.

MENCARI PARTNER

Sebagai seorang cowok homosex maka mau tidak mau aku harus mencari partner sex sejenis. Di negaraku tidak sukar mencari partner sex sejenis. Sebab, ekonominya masih morat-marit dan pengangguran merajalela. Di masa lalu, hanya perempuan yang menjual diri jika sudah kepepet ekonominya.Tapi di era globalisasi ini para  lelaki juga mau  menjual tubuhnya untuk dinikmati lawan-jenis atau sesama jenis dengan imbalan uang.

Ada mahasiswa [laki-laki] yang menjual diri - dengan alasan untuk bayar uang kuliah atau uang kos [in de kos] atau membayar pengobatan ibu, ayah, kakak atau adiknya, yang sakit berat. Ada lelaki muda yang mengaku menjual diri untuk membayar biaya melahirkan isterinya. Ada juga yang mengaku cari uang untuk sekedar menyambung hidup. Bisa jadi uang itu digunakan untuk keperluan lain yang mudarat, seperti untuk  beli narkoba,untuk berjudi, atau untuk mabok-mabokan  atau buat main perempuan [Ha..Ha..Ha.].Oleh karena itu, setiap ada waktu, aku selalu berburu cowok. Kebetulan [dan aku amat bersyukur], bahwa uang bukan masalah bagiku.

Aku anak tunggal yang pasti akan  mewarisi kekayaan orang-tuaku yang diinvestasikan di beberapa negara. Dalam usiaku yang masih di bawah 25 tahun aku sudah diberi posisi [jabatan] di salah satu perusahaan milik ayah.Meskipun statusku "hanya" anggota dewan komisaris, tapi gajiku sangat besar.Uang yang berlimpah itu lah yang aku gunakan untuk melampiaskan nafsuku dan menikmati keremajaanku yang bersimbah air mani [spermy youth].

Meskipun aku mempunyai beberapa mobil mewah buatan Eropa [ada Mercedez Benz, ada Bentley, ada BMW, ada Volvo, dan ada Audi] tapi aku tak hobi menyetir, karena itu aku mempekerjakan dua orang supir. Supir-supir itu anak muda yang ganteng-ganteng, tapi tentu saja aku tak boleh mencabuli mereka, agar aku tetap berwibawa. Meskipun terkadang aku harus susah payah menahan nafsuku jika sedang berada dekat-dekat mereka.

Aku menutup rapat kehomoanku.Praktis tak seorang pun tahu bahwa aku penikmat sex sejenis, tidak sahabat        -sahabatku, tidak orang-orang di perusahaan tempatku jadi dekom [dewan komisaris],tidak kaum kerabatku, tidak juga Papa dan Mama. Statusku yang jomblo,tidak atau belum membangkitkan kecurigaan orang,karena usiaku masih muda.Mungkin orang mengira aku belum punya pacar hanya karena aku "anak alim", "pendiam" "introvert" atau "anak baik".

Untuk menutupi jejak homoku maka kalau aku mencari mangsa, aku minta di-drop supirku di suatu mal. Dari mal itu aku naik taksi ke lokasi, bisa mal lain, hotel, restoran, cafe, fitness center, kolam renang  atau tempat lain. Pulangnya, kadang-kadang aku minta dijemput, kadang-kadang aku naik taksi atau naik kendaraan lain. Tidak jarang aku menyewa taksi jam-jaman. Kadang-kadang terpikir juga olehku bahwa tindakanku itu berbahaya. Bisa saja aku diculik dan disandera [taken hostage] untuk dimintai tebusan [ransom] , karena orang-tuaku orang kaya. Tapi aku berserah diri saja. Que sera sera. Apa yang akan terjadi, terjadilah.

Seperti umumnya cowok homosex, aku juga pengagum lelaki bertubuh indah, jantan dan kekar.Oleh karena itu, aku juga suka main cabul dengan Satpam yang ganteng, bersih dan atletis atau aparat berseragam. Aku memang harus banyak bersyukur, karena aku juga dikaruniai tampang dan ukuran tubuh [serta kontol] yang lumayan dan sejak aku sadar bahwa aku seorang homosex aku selalu rajin melakukan latihan fisik dan latihan beban.Aku juga punya pelatih beladiri yang membentuk aku  jadi seorang yang percaya diri, tidak penakut !          

Pendeknya aku punya segalanya!Tapi seperti halnya semua manusia,aku tidak sempurna!Nyatanya aku terlahir sebagai homosex yang tulen[100%,score-6] tak berminat sama sekali pada lawan jenis [Ha..Ha..Ha..]

PENYANYI CAFE

Demikianlah pada suatu sore aku minta diantar supirku ke sebuah rumah sakit dan aku pura-pura menyuruh supirku menunggu. Lalu aku jalan-jalan di lobby dan lorong rumah sakit itu, kira-kira 15 menit kemudian aku menghubungi supirku melalui HP dan menyuruhnya pulang. Aku katakan bahwa aku akan pulang bersama seorang teman. Setelah aku yakin supirku sudah pergi, aku naik taksi ke suatu hotel untuk berburu cowok.

Hotel yang jadi tujuanku adalah hotel favoritku,karena aku hafal hotel itu punya banyak Satpam yang ganteng-ganteng dan putih bersih. Hotel itu milik keluarga mantan orang-berkuasa di negeriku. Aku mencoba mengadu peruntunganku untuk menikmati salah seorang Satpam yang baru selesai piket siang atau piket sore - sehingga malam itu bisa aku cabuli. Biasanya  dengan imbalan Rp 500.000,- aku sudah bisa menikmati tubuh, mulut, kontol dan bool  mereka sepuas-puas nafsuku sampai pagi  [Ha..Ha..Ha..].

Setibanya di hotel hari sudah jam 20:00, aku memang sengaja menyuruh supir taksi mengambil jalan memutar. Maksudku agar waktu  aku tiba di hotel - hari sudah agak malam - sudah dekat dengan jam pergantian piket Satpam dan mungkin ada gigolo yang cukup menarik untuk aku gerayangi tubuhnya  di kamar hotel. Jika aku menyewa gigolo aku tak pernah mau berhubungan sex - biasanya hanya aku gerayangi tubuhnya dan aku kocok kontolnya sampai pejuhnya keluar!Aku takut ketularan AIDS, karena banyak di antara mereka yang sudah mengidap AIDS dan berbagai penyakit kelamin.Ada juga diantara mereka yang kriminil [penjahat] dan memanfaatkan klien mereka untuk diperas atau dirampok !  

Malam itu aku iseng-iseng masuk cafe [coffee shop] yang menyajikan life music. Aku sengaja duduk dekat panggung dan berharap ada penyanyi cowok yang akan duduk di mejaku. Band yang main malam itu tidak terkenal,tapi mereka main bagus dan pemainnya remaja yang ganteng-ganteng. Kalau menonton band, aku tidak menikmati lagu atau musiknya - melainkan aku memuaskan diriku dengan memandangi para pemain atau penyanyinya yang ganteng. Sambil memandangi cowok-cowok itu aku berkhayal tentang kontol, puting-susu, jembut, dan bulu ketek mereka [Ha..Ha..Ha..].

Band malam itu hanya membawa seorang vokalis - penyanyi ganteng - namanya Bhisma. Bhisma suaranya bagus. Dia  menyanyi dengan  gaya kalem, nyaris  tanpa senyum, sehingga membangkitkan rasa gemas dalam diriku ingin mencabulinya. Oleh karena itu,waktu band itu mengundang hadirin yang mau menyanyi aku nekat naik panggung.

Meski aku pandai nyanyi dan bisa main piano,tapi sebetulnya,aku tak suka jadi performer, biasanya aku yang membayar orang untuk menghibur aku.Tapi malam itu aku sedang berusaha untuk mendapatkan Bhisma untuk aku cabuli.Karena itu aku  minta untuk duet dengan Bhisma tiga lagu.Waktu band istirahat,aku minta Bhisma duduk bersamaku satu meja. Aku menyelipkan tip dan lalu mentraktirnya makan malam. Ternyata, Bhisma enak diajak ngobrol dan dia mahasiswa yang terpelajar. Kalau  tidak salah dia ambil jurusan sastra suatu bahasa Eropa [bahkan sedang menyelesaikan program lanjutan] dan dia juga berwawasan luas.

Sambil ngobrol, diam-diam tak putus-putusnya aku membacakan mantra, hizib dan isim untuk memikat dan menudukkan Bhisma. Mantra, hizib dan isim itu aku dapatkan dari guru-guru rohaniku dan para leluhurku. Sebetulnya, bacaan itu dimaksudkan untuk menudukkan musuh jika aku terpaksa harus berkelahi - tapi aku sudah cobakan pada beberapa cowok untuk memikat mereka,supaya mereka bisa aku cabuli dan  ternyata cukup ampuh.Bukan saja laki-laki yang masih lajang yang berhasil aku pikat bahkan juga lelaki yang sudah punya anak dan isteri pernah aku tundukkan dan aku cabuli [Ha..Ha..Ha..]Aku juga minta tolong seorang pelayan cafe untuk men-"check in"-kan aku di hotel itu - aku langsung bayar kamar cash untuk semalam. Aku sekedar siap-siap, siapa tahu aku berhasil mendapatkan Bhisma yang ganteng itu.

Ketika band main lagi, aku naik panggung lagi dan nyanyi dua lagu duet dengan Bhisma. Duet kami memang bagus dan mendapat tepukan meriah pengunjung cafe itu . Para anggota band itu bahkan secara bergurau mengajak aku bergabung saja dengan mereka. Padahal itu adalah pertama kali aku naik panggung di suatu cafe.

Entah kebetulan,entah berkat mantra, hisib dan isim yang aku lantunkan sepanjang petang itu, ternyata waktu                
band selesai main dan  Bhisma aku ajak ngobrol di kamarku dan dia menurut saja. Maka kami pun pindah ngobrol di kamarku di hotel itu. Ketika itu sudah larut malam pukul 23:30, tapi Bhisma tidak tampak mengantuk, aku sendiri memang biasa bergadang. Untuk membuat suasana menyenangkan aku pesan minuman dan snack. Kebetulan, ketika snack datang diantar petugas room service, Bhisma sedang kencing di kamar mandi.  Sehingga diam-diam aku bisa memasukkan bubuk aphrodisiac ke minuman dan snack yang tersedia. Apalagi kami pesan kopi.

Aku selalu membawa bubuk aphrodisiac [ obat pembangkit syahwat lelaki ] setiap kali berburu lelaki. Bubuk aphrodisiac yang paling ampuh adalah majun [majoon] dari India. Aku punya teman yang men-supply majoon itu dari India secara periodik.Supaya tak terkesan sebagai bubuk narkoba,majoon itu aku masukkan kapsul.

Aku selalu hanya membawa beberapa  kapsul majun. Kapsul itu aku buka dan isinya aku taburkan dalam kopi dan snack. Ketika Bhisma selesai kencing, kami duduk-duduk ngobrol lagi sambil minum dan makan snack. Supaya obrolan kami tidak membosankan aku menyalakan TV dan mencari channel yang memutar film, aku juga membuka pintu balkon kamar itu agar hawa segar masuk.

Agaknya efek majun mulai bekerja. Sebab, aku lihat Bhisma mulai mengeluh kepanasan. Aku membantu melepaskan jasnya dan menggantungkan jas itu  di lemari - padahal Bhisma tak mengatakan akan bermalam disitu. Tak berapa lama kemudian Bhisma mengeluh lagi kepanasan. Aku berjalan ke pengatur suhu di sudut dan aku pura-pura menurunkan suhu kamar supaya lebih sejuk,padahal aku hanya "menceklek-ceklek" saja pengatur suhu itu. Tak heran jika Bhisma mengeluh kepanasan lagi.

Aku menganjurkan Bhisma melepaskan saja kemejanya. dan Bhisma menurut.Aku pun membantu Bhisma melepaskan kemejanya - berlagak seperti seorang teman yang baik.Bhisma tak mengenakan kaos dalam dan aku lihat tubuhnya atletis.Meskipun tubuhnya ramping, tapi otot-ototnya amat bertonjolan dan terkesan kencang.

Pastilah Bhisma seorang cowok metrosexual yang sadar akan penampilan dan keindahan tubuhnya. Bulu keteknya tumbuh lumayan, tak terlalu lebat tapi sexy [tidak bau ketek] dan membangkitkan gairahku. Dadanya amat menonjol ke depan ditancapi sepasang puting-susu yang tegang dan melenting.Perutnya rata,kencang,dan otot perutnya membentuk pola six-packs. Otot lengannya  [biseps] cukup besar dengan tonjolan  indah.

MENCABULI BHISMA

Ketika aku tawarkan apakah celana panjangnya akan dilepas, Bhisma masih saja menurut dan kulihat Bhisma mengenakan kancut yang minim,rendah dan maximum exposure.Sehingga aku pun tak kuat menahan berahiku lagi.Tubuh Bhisma yang nyaris telanjang itu aku bimbimg ke tempat tidur dan aku baringkan dia telentang.Lalu aku pun mulai memeluk tubuhnya yang kencang dan sedang dilanda nafsu berahi - berkat majun yang diam-diam aku taburkan di kopi dan snack tadi. Semua bagian tubuhnya aku raba-raba dengan bernafsu, aku tahu rabaanku akan "mengentengkan" berahi yang menggelora di otak,tubuh dan kontolnya.Itu sebabnya Bhisma menurut saja !

Satu per satu penutup tubuhku aku lepaskan sampai aku telanjang-bulat dan Bhisma aku setubuhi ! Bhisma menurut saja ketika aku apa-apakan. Bibirnya aku lumat dengan bibirku dan mulutnya aku cipok.Aku sedot air liurnya sepuas-puasku dengan bernafsu sampai terdengar suara ceeept ceeept ceeept..!!! Aku melepaskan kancut Bhisma sampai dia telanjang bulat. Tampaklah kontol Bhisma yang besar dan tersunat ketat itu sudah teramat tegang - berkat efek majun dari India itu. Aku pun memain-mainkan kontolnya - sehingga Bhisma tergelinjang-gelinjang karena dia merasa amat sangat nikmat. Mungkin akibat efek majun yang bercampur belaian tanganku di kontolnya maka nafsu berahi Bhisma tak tertahankan lagi dan .....ketika itu juga aku lihat pejuhnya muncrat, terpancar keluar dari lobang kecing CROOOOOOT!CROOOOOT!CROOOOOT!

Bhisma membiarkan saja pejuhnya muncrat.Ia tak tampak berusaha untuk mencegah pejuhnya menceceri seprei tempat tidur hotel itu atau mencoba menampung dengan tangannya - seperti umumnya lelaki-lelaki yang selama ini pernah aku cabuli.Dia biarkan saja pejuhnya muncrat keluar,lepas,dan lampias!Maklum efek majun itu memang mengakibatkan nafsu-berahi laki-laki  terasa menggila. Menurut pengalamanku, lelaki yang diberi majun akan mampu mengeluarkan pejuh dua tiga kali lagi dalam waktu  singkat. Karena itu waktu aku lihat pejuh Bhisma pancaran pertama sudah  berhenti. Aku coba merangsang kontol Bhisma untuk kedua kalinya. kontol yang berkilat dan terasa licin akibat ceceran pejuh. Kontol Bhisma tampak menegang lagi dan ketika aku rangsang lagi dengan tanganku, kulihat pejuhnya muncrat lagi untuk kedua kalinya : CROOOOOOOOT! CROOOOOT!CROOOOOT!Agh!Bhisma memang cowok hebat dan majun memang ampuh!

Sebetulnya aku mau mencoba mengocok kontol Bhisma untuk ketiga kalinya. Siapa tahu pejuhnya keluar lagi, seperti yang aku alami sendiri setiap kali aku baru menenggak majun.Tapi kulihat Bhisma sudah tertidur pulas! Aku tak tega mengganggu Bhisma yang cakep  dan sedang tidur terlentang dan telanjang bulat  itu! Nanti saja kalau Bhisma terbangun akan kukocok kontolnya supaya pejuhnya muncrat untuk ketiga kalinya [Ha.Ha.Ha.].

POST SCRIPTUM

Cerita ini ditulis dalam Bahasa Samoa [Gagana Samoa] kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Blog ini.


[KERISTOFO'ORI RINALETO - CRISTOFORI RINALDO]



      

           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar