Rabu, 31 Agustus 2011

Anak asuh Bang Yanis : Remaja dari desa.

MENDAKI GUNUNG

Salah satu hobby Bang Yanis adalah mendaki gunung. Boleh dikata waktu luang, libur, dan cutinya digunakan untuk mendaki gunung atau merambah hutan.Untunglah Bang Yanis anak orang-kaya, sehingga uang bukan masalah baginya.Sebab,mendaki gunung dan merambah hutan - bagaimana pun juga - pasti memerlukan biaya untuk transport ke lokasi pulang-pergi, peralatan, bekal, dan mungkin juga penunjuk jalan [guide]. Kalau mengharap dari gajinya, pasti tidak cukup. Selain, itu sebagai anggota aparat berseragam, Bang Yanis juga harus dapat izin dari atasannya jika keluar dari garnizun di lokasi kesatuannya. Tapi bukan Bang Yanis namanya, kalau dia tak bisa mengatasi semua hambatan dan kendala itu.  

Bang Yanis adalah anggota aparat berseragam [serviceman] di suatu negara yang tak perlu aku sebut namanya.  Dalam keluarganya, Bang Yanis hanya  dua bersaudara. Kakaknya perempuan, menikah dan tinggal di luar negeri. Sebetulnya, ayah Bang Yanis berharap agar dia bisa menggantikannya mengelola perusahaan-perusahaan keluarga. Tapi apa daya, panggilan hati Bang Yanis adalah jadi aparat berseragam. Kedua orang-tuanya yang berpandangan maju tak mau menghalang-halangi panggilan hidup anak mereka itu.

Bang Yanis adalah sahabat dekatku. Kami bersahabat sejak kami teman sekelas di junior high-school [SLTP?] dan berlanjut sampai di senior high-school [SMU?]. Aku suka memanggilnya abang, pertama: karena aku anak tunggal dan tak punya abang, kedua: sejak kecil Bang Yanis cenderung tumbuh cepat [bongsor] dan secara fisik lebih besar dari aku, ketiga : dia tak keberatan aku panggil abang.

Aku berpendapat Bang Yanis dikarunia semua kelebihan seorang lelaki : otak yang cerdas, wajah yang tampan, fisik yang kuat, kesemaptaan-jasmani yang prima, gerakan yang sigap dan terampil, tubuh yang besar dan kekar, orang tua yang kaya, aura dan kharisma yang luar-biasa, dan   last but not least    ukuran kontol yang besar dan disunat ketat [high and tight]. Tak sedikitpun ada kulit kulupnya yang tersisa - seluruh kulup sudah habis dikudung [dipotong, digunting]  waktu dia disunat ketika  masih bayi. Kalau ada kekurangan dalam diri Bang Yanis - itu adalah orientasi sexualnya yang suka sejenis [full gay, totally homosexual, score-6]. Dia  tidak berminat secuil pun pada lawan jenis dan dia punya kecenderungan sado-masochist. 

Meskipun Bang Yanis tak pernah cerita padaku atau buka-bukaan tentang orientasi sexualnya, tapi karena dekatnya hubungan kami berdua, maka aku  jadi tahu dan paham keadaan sahabatku atau "abangku" itu. Di antara kami berdua diam-diam seperti ada kesepakatan : don't ask, don't tell - seperti azas yang dianut Militer Amerika Serikat [US Armed Forces] terhadap  anggotanya yang homosex [atau lesbian].

Aku juga hafal bagian-bagian tubuh Bang Yanis luar-dalam, karena sebagai sahabat dekat, mau tak mau aku sering tidur bareng [salapik sakatiduran], mandi bareng, main bareng, fitness bareng, dan jalan bareng. Terus terang aku sudah sering menyaksikan  ketelanjangan Bang Yanis. Bahkan ketika kami  mulai tumbuh jembut [sekitar 13 tahun saat di junior high-school] dan tumbuh bulu ketek [sekitar 16 tahun saat di senior high-school] kami biasa saling share fenomena itu. Demikian juga   ketika kami pertama kali mulai mimpi basah [keluar pejuh]. Tanda-tanda dewasa Bang Yanis selalu muncul lebih dulu dari aku, baik saat munculnya jembut, atau bulu ketek maupun  saat terpancarnya pejuh pertama. Berkat kekayaan orang-tua Bang Yanis dan persahabatanku dengan dia,  aku kebagian obat pencegah jerawat dari luar-negeri yang mahal harganya dan harus dimakan sepanjang masa remaja kami. Itulah sebabnya selama masa remaja kami, kami berdua bebas dari gangguan jerawat.

Karena eratnya persahabatan kami berdua, banyak teman yang mengira kami ada hubungan keluarga. Kami tidak sekolah bareng lagi setelah tamat high-school, karena aku masuk fakultas ekonomi dan Bang Yanis masuk military academy [akademi militer - akmil] di negaranya yang kira-kira sama dengan West Point Military Academy di Amerika Serikat atau Sandhurst Military Academy di Inggris atau Breda Militaire Akademie di Belanda.

Kami berpisah cukup lama, sebab aku kemudian mengikuti program master dan doktor di luar negeri yang dibiayai bea-siswa. Mungkin aku hanya jumpa Bang Yanis sekali atau dua kali setahun sepanjang masa perpisahan itu.Anehnya, setiap kali aku jumpa  Bang Yanis - waktu dia  masih berstatus  cadet of the military academy [taruna akmil?] - muncul getaran-getaran cinta berahi dalam diriku terhadap Bang Yanis. Meskipun demikian perasaan itu aku simpan dan aku tekan dalam-dalam jadi rahasia pribadiku. Aku tak pernah mengatakannya kepada Bang Yanis. Aku selalu bersusah-payah untuk bersikap biasa terhadap Bang Yanis  setiap kami berjumpa. Sejak itu pula aku makin  sadar bahwa aku seorang gay dan aku juga makin paham bahwa Bang Yanis juga seorang gay. Meski semua itu hanya berdasar feeling dan observation saja.  Antara lain kami sama-sama tidak punya pacar cewek, kami tak pernah diskusi tentang cewek, dan kami sama-sama antusias jika bicara tentang cowok - termasuk tentang penampilan lahiriah atau  fisik mereka.

Bagiku, menikah atau tidak menikah tak ada hubungannya dengan karirku dalam pekerjaan. Tapi  untuk Bang Yanis, statusnya yang tidak menikah pasti akan menghambat karir militernya. Pada suatu saat kelak dia akan masuk kotak karena statusnya yang unmarried atau single itu. Kecuali kalau ia banting setir mengambil jalur karir dosen, instruktur atau guru militer yang tidak bergengsi atau sekalian dia resign atau quit,  keluar dari militer. Tapi, setelah itu,  mau jadi apa dia.... ?[Ha..Ha..Ha..].

Kami mulai sering jumpa lagi, kira-kira sepuluh tahun setelah kami berdua tamat senior high-school. Ketika Bang Yanis ditugasi di kesatuan yang lokasinya  satu kota dengan aku. Kami sering ngobrol dan share bermacam-macam pengalaman. Hobby mendaki gunung Bang Yanis ternyata telah mengantarkan pertemuannya dengan Niko seorang anak desa. Berikut ini adalah cerita Bang Yanis tentang Niko.  


CERITA TENTANG NIKO

1. Mengasuh anak desa

Seperti umumnya setiap pendakian gunung atau perambahan hutan, selalu ada tempat atau lokasi awal bagi dimulainya perjalanan ke alam liar atau ke alam perawan. Tempat itu sering disebut pos atau bivak yang letaknya bisa di suatu desa terpencil atau di tepi hutan.Di tempat seperti itulah aku jumpa Niko seorang anak desa. Aku jumpa Niko ketika dia berumur 9 tahun. Ketika itu aku sudah terpikat pada perilakunya yang sopan, wajahnya yang tampan dan juga  sikapnya yang cerdas. Dia adalah anak seorang petugas pos pendakian.

Suatu kali, ketika aku melakukan pendakian di tempat yang sama, aku tak melihat Niko lagi. Ternyata dia tinggal dengan pamannya di desa lain untuk sekolah. Lima tahun kemudian, aku jumpa  Niko lagi, dia baru tamat junior high-school tapi karena masalah biaya ia tidak melanjutkan sekolahnya dan membantu ayahnya mengurus pos pendakian. Aku menawarkan Niko untuk tinggal bersamaku dan aku berjanji akan membiayai sekolahnya dan menanggung hidupnya. Orang tua Niko setuju dan Niko juga mau dan sekembalinya dari pendakian, Niko ikut aku dan pindah ke rumahku. Ketika itu aku masih berpangkat First Lieutenant. Tapi ketika itu aku  tinggal di rumah dinas sendirian.

Demikianlah Niko tinggal bersamaku di rumah dinasku. Ketika itu tahun ajaran baru masih enam bulan kemudian. Dengan demikian ada cukup waktu bagiku untuk  mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan. Aku harus mengurus surat-surat sebagai wali dari Niko agar memudahkan pendaftaran sekolah dan lain-lain. Untuk itu aku harus minta izin ke kesatuan.

2. Niko diperiksa kesehatannya 

Aku sudah membelikan Niko beberapa stel pakaian baru agar Niko berpenampilan pantas sebagai anggota keluargaku, termasuk sepatu, sandal, pakaian olah-raga dan pakaian dalam. Aku belikan kancut yang  berfungsi sebagai jockstrap [supporter, suspensoir] dan celana dalam sekaligus dengan design yang rendah dan maximum exposure.  Aku ingin agar Niko betul-betul jadi laki-laki sejati seperti aku.

Aku juga harus memeriksakan kesehatan Niko dan kalau perlu menyunatnya - kalau dia belum sunat  atau menyunat-ulang jika dia sudah sunat tapi sunatnya belum sempurna. Kebetulan aku punya sahabat, namanya  Fritz seorang dokter militer. Setelah janjian dengan Fritz - pada suatu siang aku membawa  Niko ke klinik militer tempat Fritz bertugas. Ketika itu Fritz punya cukup waktu untuk memeriksa Niko.

Di  klinik militer, Niko langsung disuruh telanjang bulat. Bisa jadi itu pertama kalinya Niko bertemu dokter. Sebab, aku dengar dari ayahnya bahwa sejak kecil Niko sehat, tak pernah sakit berat. Waktu disuruh melepas  penutup tubuhnya, Niko tampak agak ragu, karena itu aku langsung membantunya. Niko menurut saja - atau terpaksa menurut - ketika dia aku telanjangi.

Aku sudah sering melihat Niko telanjang-dada atau hanya berkancut, tapi itulah pertama kali aku melihatnya telanjang bulat. Dalam usianya yang 15 tahun, ternyata tubuh Niko sudah tampak atletis. Maklumlah waktu masih di desa Niko banyak jalan kaki dan sering kerja fisik, seperti mencangkul dan sejenisnya.Aku sudah berencana nantinya akan membentuk tubuh  Niko agar benar-benar atletis, ketat, berotot seperti tubuh lelaki sejati !

Ternyata kontol Niko lumayan besar. lebih besar dari rata-rata remaja seumurnya. Dia sudah sunat, meskipun polanya agak loose, belum high and tight.  Pertumbuhan jembutnya juga lumayan lebat, hitam, tebal dan tumbuh luas. Maklum dia sudah umur 15 tahun, biasanya jembut anak laki-laki tumbuh sekitar umur 13 tahun. Jadi sudah 2 tahun Niko tumbuh jembut. Pertumbuhan jembutnya  serasi dengan kulit tubuhnya yang coklat-terang dan mulus. Waktu  Fritz melihat  bahwa Niko sudah sunat, Fritz bertanya pada Niko :

"Disunat umur berapa, dik?", Niko menjawab :

"Enam tahun Pak Dokter", lalu Fritz melanjutkan pertanyaannya lagi :

"Sunat dimana?"

"Di  Pak Mantri di kampung, Pak Dokter"

Kemudian, dalam keadaan Niko berdiri tegap  [telanjang-bulat], Fritz memeriksa kulup Niko dengan menarik-narik sisa kulup Niko ke belakang ke arah pangkal kontol Niko. Dengan sebuah penggaris Fritz mengukur panjang sisa kulup Niko. Kemudian Fritz melihat bagian bawah kontol Niko [di bawah lobang kencingnya]  untuk memastikan apakah frenulum Niko sudah digunting waktu dia sunat dulu. Kata Fritz kepadaku :

"Masih ada sisa kulup 3-4 mm dan frenulumnya belum dipotong", maksud Fritz, masih ada sisa kulup sekitar 3-4 mm dan kulit frenulum Niko juga belum digunting seperti yang seharusnya dilakukan pada sunat atau sunat militer yang standard.

Fritz  mengenal aku dengan baik. Dia tahu betul bahwa aku paling anti kulup, anti  sunat yang tidak sempurna [loose] dan anti sunat yang tidak standard [frenulum belum digunting].  Semua anak-buahku di kesatuan yang belum sunat atau sunatnya belum sempurna, pasti langsung aku kirim ke  Fritz untuk menyunatnya segera atau menyunat ulang dan selalu secara militer [tanpa anestesi]! Seluruh kulup harus dipotong habis sampai  tak bersisa sedikit pun [dikudung]. Begitu juga frenulum harus digunting.  Itu harga  mati dan syarat mutlak  untuk menjadi seorang tentara yang baik!

Prinsip ini aku dapatkan sewaktu aku jadi cadet di military academy. Kepada kami para cadet ditanamkan prinsip bahwa sunat yang sempurna harus high and tight dan  : Pria yang tidak sunat, bukan laki-laki [An uncircumcised male is  not a man]. Prinsip ini juga akan aku berlakukan  bagi Niko, karena dia sudah merupakan bagian dari diriku.Aku langsung menimpali pernyataan Fritz. Kataku :

"Apa bisa disempurnakan disini sekarang ?",  maksudku apakah Niko bisa disunat ulang siang itu juga. Aku tak sabar lagi. ingin Niko segera disempurnakan sunatnya agar dia jadi lelaki sempurna! Fritz menjawab :

"OK! Kita kerjakan setelah ini. Aku punya cukup waktu", tapi aku belum puas dengan kata-kata Fritz dan  aku masih menegaskan lagi :

"Cara militer, ya?",

Yang aku maksud dengan cara militer adalah  sunat tanpa anestesi yang sudah terkenal luar-biasa-amat-sangat-nyeri itu!. Sebab, aku ingin agar Niko juga benar-benar bisa merasakan passage to manhood seperti seorang anggota militer. Siapa tahu kelak Niko jadi tentara seperti aku. Jawab Friz :

"Pasti  cara militer. Ini 'kan klinik militer. Disini  tidak pernah ada obat anestesi".

Fritz pernah bercerita kepadaku bahwa dia sedang mengembangkan agar klinik militer yang dipimpinnya  benar-benar jadi klinik militer.  Semua operasi kecil [termasuk sunat] dilakukan tanpa anestesi - tanpa diberi suntikan bius. Dengan tujuan agar para anggota militer di kesatuannya terbiasa dengan tindakan medis yang darurat militer dan nyerinya luar biasa! Kata Fritz, di medan perang obat anestesi sering tidak tersedia dan operasi kecil seringkali terpaksa dilakukan tanpa anestesi. Oleh karena itu di klinik itu sering terdengar teriakan pasien militer yang kesakitan sewaktu sedang dioperasi kecil atau disunat tanpa pembiusan. Jika Fritz sedang ramah dia menenangkan pasiennya dengan kata-kata lembut dan manis,  seperti :

"Tahan ya. Sakit sedikit. Tentara pasti tahan sakit", tapi kalau Fritz sedang kesal mood-nya maka dia akan membentak dengan keras :

"HEY. DIAMMM KAU!!! KAU 'KAN TENTARA!!! JANGAN CENGENG!!!", setelah membentak, "tidak lupa" Fritz menyuruh salah seorang anak buahnya untuk menampar pasien militer itu di pipinya. Jika, Fritz memberi perintah yang bunyinya  : "Kau tutup mulut orang ini!", maka anak buahnya sudah mengerti, artinya pipi pasien militer itu harus ditampar dengan dua tamparan keras di masing-masing  pipinya kiri dan  kanan: "PLAKK!!! PLAKK!!! Biasanya dengan dua tamparan keras seperti itu, pasien militer itu terdiam ketakutan dan kesakitan. Tidak jarang dari mulut pasien militer itu keluar darah. Sebab, tamparan keras di pipinya menyebabkan ujung giginya menggores dan melukai selaput lendir di bagian dalam mulutnya. Sehingga bibir dan mulut pasien militer itu jadi merah  - seperti orang sedang makan sirih [Ha..Ha..Ha..]

Cara ini juga dimaksudkan untuk melatih anak buahnya [para anggota kesehatan militer] guna melakukan operasi kecil [minor surgery] tanpa anestesi. Sehingga  mereka  biasa [dan tega] menghadapi  situasi dimana pasien yang dioperasi berteriak-teriak atau menjerit-jerit kesakitan sambil menggelinjang-gelinjang dan menggeliat-geliat menahan rasa nyeri hebat . Untuk "mengurangi rasa sakit", Fritz menyuruh pasien yang akan dioperasi agar mengatur dan konsentrasi pada nafasnya.  Pada kenyataannya mengatur nafas tidak mengurangi  rasa nyeri, tapi tetap dipraktekkan untuk mengalihkan pikiran dari rasa nyeri  hebat itu! [Ha..Ha..Ha..]    

Waktu Fritz memeriksa kontol Niko dengan menarik-narik kulup dan menggenggamnya, kontan dan spontan kontol Niko jadi ngaceng! Maklum dia masih remaja usia 15 tahun. Niko tersenyum pahit menahan malu, akibat dia ngaceng di depan orang lain - meskipun aku dan Fritz sama-sama laki-laki. Karena, kontol Niko sudah ngaceng, maka Fritz meneruskan meloco, mengocok, dan merangsang kontol Niko untuk mengetahui apakah Niko sudah mulai keluar pejuh [eyakulasi] atau belum. Kata Fritz :

"Sekalian kita cek, ya? Apakah sudah eyakulasi atau belum", aku setuju saja. Kataku :

"Ya sekalian saja milking", maksudku sekalian kontol Niko diperah pejuhnya [milking], yaitu dikocok atau diloco [dionani],  untuk dipastikan  apakah Niko sudah keluar pejuh atau belum. Fritz melanjutkan kocokan dan locoannya di kontol Niko yang masih remaja itu. Akibat kontol Niko diloco, dikocok, dan dirangsang dengan tangan Fritz, maka kontol pemuda  desa  itu   menegang dan mengencang. Bahkan menjadi  tegak sampai menempel ke dinding perut-bawahnya [yang ditumbuhi jembut]. Sementara itu,  kepala kontolnya [glans penis]  memerah-ungu, berkilat, membara seperti jeroan ayam yang baru disiangi. Ketika rangsangan diteruskan lagi oleh Fritz, ternyata kontol Niko hanya berdenyut-denyut. Tidak mengeluarkan apa-apa. Yang terpompa keluar  dari lobang kencingnya hanya setetes cairan bening. Bisa jadi itu cairan mazie atau sisa-sisa  air kencing yang ada di saluran kencingnya [urethra]. Lalu Fritz mengambil kapas lidi dan mengoles cairan bening itu dari lobang kencing Niko. Ternyata, cairan itu berupa lendir, yaitu  mazie atau pre-cum! Artinya, meskipun Niko belum keluar pejuh tapi produksi mazienya [pre-cum] sudah aktif. Fritz bertanya pada Niko :

"Sudah pernah mimpi basah, dik?", sambil Fritz mengelus-ngelus  punggung Niko untuk  mengurangi rasa malu remaja desa itu. Niko agaknya tak mengerti pertanyaan itu dan tak tahu harus menjawab apa. Karena itu, Fritz bertanya lagi :

"Pejuhnya ...eh ... air maninya sudah pernah keluar, dik?", sebagai remaja tamatan junior highschool, pastilah Niko pernah mendengar dari teman-temannya tentang pejuh atau air mani dan Niko tahu bahwa pejuhnya belum pernah keluar. Karena itu  Niko jadi merah padam wajahnya karena malu, dia menunduk dan menjawab lirih dan kemalu-maluan :

"Belum. Pak Dokter",

Fritz sudah biasa memeriksa new recruit [tentara baru] dan calon military academy cadets [taruna akmil]. Salah satu yang terpenting pada pemeriksaan kesehatan militer adalah memastikan adanya tanda-tanda dewasa laki-laki! Karena itu, dalam keadaan telanjang-bulat, Niko disuruh mengangkat kedua tangannya ke atas untuk memeriksa apakah bulu keteknya sudah tumbuh. Ternyata sudah tampak ada jejas kehitaman di dataran ketiak Niko. Mungkin setahun lagi bulu ketek Niko akan tumbuh lebih lebat lagi. Fritz juga meraba kedua tungkai dan paha belakang Niko untuk memastikan apakah Niko sudah tumbuh bulu kaki. Selanjutnya, Niko di suruh menunduk dan membengkek  belahan bokongnya agar Fritz dapat melihat apakah lobang pantat [bool, silit ] Niko ditumbuhi rambut atau tidak.

Dari semua tanda-tanda dewasa laki-laki ternyata hanya jembut Niko yang sudah tumbuh lebat. Kemudian, Niko disuruh berbaring terlentang [telanjang-bulat] di meja periksa untuk pemeriksaan kesehatan lebih lanjut. Setelah mengenakan sarung tangan karet [handschoen] di tangan kanannya, Fritz juga menyodok-nyodok lobang pantat Niko dengan jari telunjuknya untuk pemeriksaan rectal toucher [?] . Menurut kesimpulan Fritz, Niko seorang remaja sehat, hanya saja sunatnya perlu disempurnakan.

3. Niko disunat ulang secara militer
     
Hampir setiap hari  Fritz  melakukan sunat militer pada para new recruits di kesatuan militernya. Karena itu, di kliniknya  Fritz menyiapkan semacam kursi untuk sunat militer. Kursi itu mirip dengan kursi untuk pemeriksaan kebidanan wanita [kursi ginekologi?], tapi oleh Fritz agak dimodifikasi sedikit sehingga bentuknya menjadi seperti kursi untuk menyiksa tahanan militer.

Niko didudukkan telanjang-bulat di kursi itu. Masing-masing pahanya di letakkan di penyangga paha yang ada di kiri kanan kursi itu. Bagian tubuhnya di sekitar selangkangannya terpapar jelas [completely exposed] : jembut, kontol, biji peler, lobang pantat, dan paha bagian dalamnya. Kedua tangan Niko terangkat ke atas sehingga jejas hitam yang merupakan awal pertumbuhan bulu keteknya tampak jelas. Pergelangan tangan, pergelangan kaki, paha, dan pinggangnya di-restrain kuat-kuat dengan tali kulit. Niko tak mungkin bergerak, kecuali menggeliat atau menggelinjang saja, itu pun hampir tak bisa. Restrain itu dimaksudkan agar new recruit yang sedang disunat tidak dapat mengamuk atau berontak karena kesakitan, waktu kulupnya atau sisa-kulupnya digunting tanpa anestesi.

Meskipun Niko tampak risih diperlakukan seperti itu tapi dia menurut saja. Mungkin Niko juga tak tahu dia harus berbuat apa - dia tak punya pilihan selain dari menurut saja. Kemudian Fritz mengatakan :

"Sunat lagi ya dik. Masih ada yang harus dipotong lagi sedikit".

Niko tak menjawab, ia  menurut saja dan mencoba menganggukkan kepalanya. Aku  mengelus-ngelus kepala dan bahu Niko untuk memberi support mental. Fritz mencuci tangan lalu  mengenakan sarung tangan karet. Sambil menyiapkan diri untuk menyunat Niko, Fritz berkata padaku dengan ringan [enteng] tanpa beban  :

"Jembutnya nggak usah dicukur ya? Nanti jembutnya aku bersihkan saja pakai Betadine dan Alkohol.Kalau  cowok jembutnya klimis kurang bagus".

"Kamu 'kan dokternya. Terserah kamu, bagaimana baiknya", jawabku menukas.

Kemudian Fritz membersihkan jembut, kontol, biji peler, lobang pantat, dan paha dalam Niko dengan cairan putih [Phisohex?], coklat [Betadine?], dan bening [Alkohol?]dengan olesan kapas yang dijepit sebuah gunting panjang. Lalu dia memasang kain putih di sekeliling kontol Niko. Selanjutnya, aku dengar Fritz berkata pada Niko:


"Ini sakit sedikit ya, dik. Supaya tidak terlalu sakit, nafas teratur ya. Sekarang tarik nafas ya dik, keluarkan. Tarik nafas lagi, keluarkan. Ya begitu terus ya..." ,sementara Niko mengatur nafasnya, tanpa ampun dan tanpa belas kasihan sedikit pun, Fritz mulai menggunting sisa kulup Niko. Seperti biasanya  jika Fritz menyunat seorang new recruit, kali itu  Fritz juga sengaja menyentakkan guntingan yang pertama itu! Seketika itu juga aku dengar jeritan keras tapi tertahan dari mulut Niko  yang terdengar seperti orang yang  sedang  amat sangat kesakitan :

"AGHHH !!!! SAKIT PAK DOKTER !!!!, keras sekali!

"Tahan ya, dik. Sakit sedikit", kata Fritz tanpa perasaan dan pura-pura mencoba menghibur dan menegarkan perasaan Niko.

Aku membantu meringankan nyeri potong sisa kulup itu dengan mengelus kepala dan punggung Niko. Lalu aku mulai merasakan basah dan lengketnya keringat di tubuh Niko! Jelas Niko sedang menahan rasa nyeri yang amat sangat luar biasa [excruciating pain]. Karena itu keringatnya terus  membanjir,  keluar, dan  bercucuran. Tubuhnya yang telanjang-bulat jadi berkilat-kilat. Sekali-sekali, Niko seperti mencoba bergerak tapi tak bisa, sehingga tak tampak ada gerakan, geliat,  atau gelinjang di tubuhya. Restrain atau fiksasi di tubuhnya terlalu kuat! Wajahnya yang remaja dan tampan itu menunjukkan tarikan rona wajah amat sangat kesakitan! Agh! Indah dan jantan sekali! Aku suka sekali melihatnya [Ha..Ha..Ha..].

Siksaan itu berlangsung sekitar 15 menit - sampai seluruh sisa kulup Niko dipotong habis, frenulum-nya di gunting, dan lukanya dijahit. Waktu Fritz menggunting frenulum Niko, dia sekali lagi sengaja menyentakkan guntingannya dengan KERAS [!], sehingga Niko jadi seperti terlonjak kaget dan amat  kesakitan ! Dia menjerit  untuk kedua kalinya :

"AGHHH !!!! SAKIT PAK DOKTER !!!!, lebih keras lagi suaranya dari jeritan pertama! Pasti kali ini jauh lebih nyeri - sebab  frenulum-nya yang penuh dengan syaraf itu digunting oleh Fritz dan segaja  disentakkan!

 Niko tidak pingsan, tapi tampak lemas, amat menderita dan amat kesakitan. Setelah sunat selesai, Niko aku bantu bangkit dari kursi sialan itu. Lalu aku baringkan dia terlentang di lantai [telanjang bulat], dengan kaki mengangkang lebar dan kedua tanganaya di letakkan di samping kepalanya. Tubuhnya seakan membentuk huruf "X". Menurut kebiasaan atau pendapat di klinik militer itu, dinginnya lantai dapat mengurangi rasa nyeri di luka sunatnya.

Niko menurut saja ketika aku baringkan di lantai tanpa alas dan bertelanjang bulat! Ia tak sempat berpikir apa-apa lagi, selain merasakan pedihnya luka sunatnya. Apalagi  sampai ketika sudah tiba di rumah, Niko tampak masih amat kesakitan. Aku senang dan bangga  Niko dapat merasakan pedihnya passage to manhood secara militer, tanpa dia semaput atau jatuh pingsan [Ha..Ha..Ha..]

4. Penyembuhan luka sunat Niko

Karena Niko masih amat kesakitan. Waktu pulang aku biarkan dia telanjang bulat saja naik mobil. Dari klinik ke parkiran mobil Niko berjalan telanjang bulat. Tapi tubuh atasnya aku tutup dengan jacket militerku, sedangkan tubuh bawahnya aku biarkan terbuka, Di komplex kesatuan itu yang ada hanya laki-laki dan semuanya tentara. Mereka sudah biasa melihat new recruit yang baru disunat secara militer berjalan telanjang bulat dalam keadaan amat kesakitan. Karena itu mereka tidak merasa heran melihat Niko berjalan telanjang-bulat. Seperti para new recruit yang baru sunat, agaknya karena rasa sakit di luka sunatnya,   ketika itu Niko juga sudah lupa pada rasa malu bertelanjang-bulat di hadapan orang banyak.

Sesampainya di rumah aku menyuruh  Niko untuk melanjutkan bertelanjang bulat selama dua minggu. Alasanku :

"Biar  luka sunatnya lekas sembuh", Niko menurut saja. Selama dua minggu berikutnya,  Niko bertelanjang bulat saja, tapi dia tetap melakukan kegiatan sehari-hari di rumahku, tanpa risih.

POST SCRIPTUM

Dari cerita Bang Yanis itu,  aku yakin Niko memang punya jiwa militer dan dia memang laki-laki sejati ! Nyatanya dia tegar dan tetap percaya diri meskipun harus bertelanjang-bulat selama dua minggu!


[KERISTOFO'ORI RINALETO - CRISTOFORI RINALDO]

       


Minggu, 28 Agustus 2011

Para tahanan remaja yang dionani lalu disunat.

APARAT KEAMANAN

Bang Eufrat adalah sahabatku. Nama Eufrat adalah nama Yahudi dan juga nama sungai di Iraq. Dia anggota aparat keamanan di suatu negara yang tak perlu aku sebut namanya. Aparat keamanan seperti Bang Eufrat, di Italia disebut Carabinieri , di Amerika dan Inggris disebut Policeman,di Belanda disebut Politie.Bang Eufrat baru saja dipromosikan memimpin suatu unit aparat keamanan di tingkat distrik [district].Sebelumnya, Bang Eufrat memimpin suatu unit yang kalau di Amerika Serikat setingkat  precinct.Sebagai pimpinan unit aparat kemanan tingkat distrik tentu tanggung-jawab Bang Eufrat cukup besar.Tapi dia  beruntung,sebab  keamanan di wilayah yang jadi tanggung-jawanya cukup kondusif dari segi rendahnya jumlah kejadian kriminil.Tapi disitu masih sering terjadi tawuran remaja dan kebut-kebutan sepeda motor.Menurut informasi anak buahnya, para remaja yang jadi biang keladi tawuran dan kebut-kebutan motor itu adalah anak pengusaha kaya atau anak para pejabat penting di distrik itu. Itulah sebabnya, pejabat sebelumnya [predecessor] yang digantikan Bang Eufrat selalu ragu atau takut bertindak.

Pada suatu kali, Bang Eufrat menyamar dan pura-pura menjadi penonton tawuran remaja dan pada week end berikutnya dia menonton kebut-kebutan motor.Bang Eufrat yang juga seorang penikmat sejenis ternyata amat terpukau akan ketampanan remaja-remaja pengacau keamanan itu.Maklum mereka anaknya orang-kaya atau orang-penting, sehingga umumnya mereka perpenampilan bersih dan tampan. Sebagian dari mereka bertubuh atletis, sehingga Bang Eufrat merencanakan suatu razzia secara dadakan,tanpa ribut-ribut dan kalau bisa tak diketahui umum. Dengan tujuan untuk mendidik, mendisiplinkan, dan memberi pelajaran pada remaja-remaja sialan itu.

Demikianlah, pada suatu hari terjadilah tawuran pelajar setingkat high-school. Bang Eufrat segera bertindak. Para pelaku tawuran itu pun dikejar oleh anak buah Bang Eufrat. Semua pelajar yang kedapatan melempar batu atau membawa senjata tajam atau alat pemukul ditangkap dan digelandang ke dalam sebuah  bis dan dibawa ke sebuah hutan  terpencil di luar kota. Bang Eufrat sengaja melakukannya tanpa publikasi. Di hutan terpencil itu, setelah dihitung ada  57 orang remaja, di antaranya ada 20 remaja laki-laki umur 15 - 17  tahun yang harus diperiksa lebih lanjut. Dari 20 remaja ini dipilih lagi 11 orang remaja usia 16-17 tahun. Kesebelas remaja itu dianggap telah dewasa, karena itu dianggap bertanggung-jawab dan harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Bang Eufrat sendiri yang menentukan,siapa di antara 20 remaja sialan itu yang harus diperiksa lebih lanjut.Tentu saja Bang Eufrat "memilih" para remaja yang berwajah tampan dan bertubuh atletis, berpenampilan menarik, dan diperkirakan punya kontol besar! Salah seorang anak buah Bang Eufrat tanpa ragu pura-pura memeriksa tubuh dan pakaian remaja-remaja itu sekalian mencekal celana di bagian selangkangan  mereka untuk memperkirakan besar kecilnya ukuran kontol mereka. 

Selanjutnya, diam-diam para ke sebelas remaja hasil tangkapan itu dibawa ke suatu kompleks di lokasi lain di luar kota yang juga terpencil.Esok paginya setelah sarapan sekedarnya, barulah mereka  diproses.Supaya orang-tua mereka tidak mencari, mereka disuruh menelepon orang tua mereka dan dipaksa mengatakan bahwa mereka ada kegiatan dengan teman-teman mereka di luar kota.Sebelum orang-tuanya sempat menanggapi,sambungan langsung telepon diputus.Untuk menghindari pemberitaan wartawan,maka para wartawan yang biasa mangkal cari berita kriminil di kantor Bang Eufrat itu diajak meliput suatu kegiatan pelatihan Satpam di luar kota dan dibawa dengan  bis wisata.

Di kompleks terpencil itu, di suatu ruangan besar, ke sebelas remaja disuruh melepaskan seluruh penutup tubuh mereka  [sampai mereka telanjang bulat].Dengan alasan penggeledahan - mencari narkoba dan obat terlarang, sekalian akan dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui apakah mereka pemakai narkoba atau tidak. Ternyata Bang Eufrat tidak salah pilih,  remaja-remaja itu tubuhnya umumnya lumayan atletis, bulu ketek dan jembutnya umumnya lebat, dan kontol mereka besar-besar semua. Lebih besar dari ukuran kontol pemuda seumuran mereka.

Supaya mereka kelak tak mengadu pada orang tua mereka bahwa mereka ditelanjangi dan hak asasi mereka dilanggar,maka mereka diperlakukan baik-baik - tak pernah dikasari. Tetapi agar mereka menurut dan ketakutan, dipilih petugas-petugas yang bertubuh besar, kekar, dan berotot untuk mengatur mereka.Para petugas anak buah Bang Eufrat itu hanya mengenakan singlet atau bertelanjang dada buat menunjukkan tubuh dan lengan  mereka besar dan kekar berotot. 

Semua petugas ini  menggenggam cambuk sapi [bull whip] atau pecut rotan dan mereka bersikap tegas.Aba-aba atau perintah selalu diikuti dengan lecutan cemeti ke lantai atau ke tembok CETAR! CETAR! Yang terdengar keras seperti suara letusan pistol. Sehingga remaja-remaja itu ada yang gemetar ketakutan.Bahkan ada dua orang remaja yang sampai keluar pejuhnya tak tertahan CROOOT!CROOOT!CROOOT!Akibat stress dan merasa amat ketakutan 

Kedua remaja yang mengeluarkan pejuh itu menunduk,tampak amat-sangat  kemalu-maluan. Pejuh mereka  tampak berceceran di lantai ruangan itu dan ruangan itu pun jadi semerbak bau pejuh.Lobang kencing kedua remaja itu tampak basah dan sekali-sekali  masih tampak lelehan pejuh keluar dari lobang kencing mereka menetes ke lantai. Tapi karena kental dan lengketnya pejuh mereka [maklum keduanya masih remaja] maka pejuh itu menetes agak lama dan membentuk "benang pejuh". Seperti benang lendir sarang laba-laba  dan  wajah kedua remaja yang keluar pejuh  itu merah padam. Sebagian dari sisa lelehan pejuh itu ada yang menceceri paha dan kaki mereka.

PEMERIKSAAN NARKOBA

Supaya semua remaja itu makin bertambah risih dan kemalu-maluan, mereka digelandang dalam keadaan bertelanjang bulat ke ruangan lain di lokasi itu, untuk periksa kesehatan.  Dengan maksud untuk mendeteksi apakah mereka pemakai narkoba atau tidak. Meski mereka berada di komplex yang letaknya  terpencil, dimana tidak ada orang luar [publik] dan tidak ada perempuan - tapi ada banyak aparat disitu. Bang Eufrat sengaja menugaskan 20 orang anak buahnya  yang besar dan kekar untuk  ikut "menonton" kegiatan itu. Agar para remaja itu kemalu-maluan dilihat orang banyak dalam keadaan bertelanjang-bulat

Masih telanjang bulat, para remaja itu diperiksa nadi dan tekanan darahnya [pemeriksaan pertama sebelum exercise]  dan  ditimbang berat badannya. Semua itu dilakukan di bawah pandangan tajam puluhan mata petugas yang menonton kegiatan itu. Sambil  menunggu giliran, para remaja itu  disuruh berdiri dijemur di bawah terik matahari di lapangan rumput, dengan kedua tangan ke atas dan kedua kaki mereka mengangkang lebar,sehingga tubuh mereka membentuk huruf "X".

Remaja-remaja itu sudah tumbuh jembut dan bulu-ketek semua. Sebagian dari mereka, karena bulu-keteknya baru mulai tumbuh,  tampak masih kemalu-maluan - karena  bulu ketek mereka terlihat orang. Ada beberapa orang yang menurunkan sedikit tangannya agar bulu-ketek mereka tidak terpapar ke depan - tapi kemudian seorang petugas mendekati dan memperbaiki letak tangan mereka agar tangan mereka lurus ke atas dan bulu-ketek mereka benar-benar jadi exposed  [terpapar] dan dapat dilihat oleh semua yang hadir.Akibat teriknya sinar matahari siang hari itu, maka tubuh para remaja itu jadi berkilat-kilat  oleh keringat mereka yang membanjir. Sehingga rambut kepala, bulu ketek, dan jembut mereka tampak membasah. Para remaja itu benar-benar sedang ditelanjangi! Suasana disitu menjadi bau keringat dan bau ketek remaja-remaja lelaki itu !

Selanjutnya adalah pemeriksaan nadi dan tekanan darah kedua, yaitu pemeriksaan setelah exercise. Untuk itu mereka disuruh push up dan sit up dengan baik [sesuai standard] sebanyak 200 kali, bertelanjang bulat. Hanya sedikit di antara mereka yang biasa push up dan sit up sebanyak itu. Banyak di antara mereka yang melakukannya dengan tidak standard, sehingga mereka terpaksa harus memperbaiki dan  mengulang-ngulang push up dan sit up mereka sampai betul-betul sesuai standard.Sehingga jumlah gerakan yang mereka lakukan itu bisa  mencapai lebih dari 300 kali. Akibatnya, tubuh mereka yang telanjang bulat itu [dan sudah bercucuran keringat oleh terik matahari] jadi tambah berkilat-kilat oleh cucuran keringat yang membanjir - seperti orang baru mandi! 

Mereka juga tampak kehausan dan mereka diberi minum dari satu gelas bersama-sama - masing-masing satu teguk.Untuk 11 orang itu mereka hanya  boleh minum air dengan volume 3 gelas.Selanjutnya tubuh mereka yang telanjang-bulat dan bercucuran keringat itu diperiksa oleh seorang petugas dengan cara meraba-raba dan meremas-remas seluruh bagian tubuh mereka [termasuk kontol, biji peler, dan puting susu mereka]. Sementara  mereka tetap berdiri dalam posisi "X". Bagian terakhir dari prosedur itu adalah menyodok lobang pantat mereka dengan dildo kayu - pengganti jari telunjuk. Di antara remaja itu, ada  yang ketika boolnya disodok-sodok dengan dildo kayu pejuhnya muncrat keluar CROOT! CROOT!, akibat rangsangan di kelenjar prostatnya [seperti massage prostat].

Selajutnya, masih tetap berdiri dalam posisi "X" mereka disuruh mengeluarkan air kencingnya. Salah seorang remaja  ditugasi menampung air kencing mereka dalam botol laboratorium kecil. Sisa air kencing yang belum dikeluarkan dan  ingin dikeluarkan para remaja itu, dibiarkan mancur begitu saja di lapangan rumput itu: "cuuuuuuuuuur". Sehingga lapangan rumput itu pun  jadi penuh dengan ceceran air kecing tahanan remaja itu.

Karena, kecilnya botol penampungan, maka  seringkali air kencing itu tumpah-tumpah.Remaja yang bertugas menampung air kencing itu, tangannya jadi berlumuran air kencing teman-temannya sendiri.Disitu tidak disediakan air bersih dan tidak ada  keran air, sehingga remaja itu terpaksa tidak dapat mencuci tangannya yang berlumuran air kencing teman-temannya. Remaja itu juga diharuskan menampung air kencingnya di botol kecil.

PENGAMBILAN CONTOH   PEJUH

Setelah contoh air kencing diambil, seorang remaja lain ditugasi mengocok kontol teman-temannya satu-per satu, agar contoh pejuh mereka dapat dikeluarkan.Sementara itu mereka harus tetap berdiri dalam posisi "X". Untuk pelicin tangan waktu mengonani kontol teman-temannya, remaja itu disuruh meludahi tangannya atau menggosok telapak tangannya dengan keringat yang bercucuran di tubuh temannya yang sedang dionani itu. Ketika dikocok kontolnya, semua kontol remaja itu langsung tegang dan mengeras dan setelah dikocok-kocok beberapa kali pejuh mereka langsung keluar CROOOT! CROOOT! CROOOT.Semua remaja itu mampu mengeluarkan pejuhnya dan cukup banyak  volumenya - termasuk remaja yang sudah keluar pejuhnya tadi waktu ketakutan dan termasuk yang keluar pejuhnya waktu boolnya disodok-sodok dildo kayu. Waktu kontol mereka dikocok ada yang tampak tersenyum-senyum  untuk menutupi rasa malunya! Begitu juga ketika kontol mereka sedang berdenyut-denyut memuncratkan pejuhnya.

Pejuh remaja yang keluar langsung ditampung dalam botol yang disediakan. Remaja tukang kocok kontol itu terkadang kurang sigap menampung pejuh temannya, sehingga ada tiga orang remaja yang sebagian pejuhnya tidak tertampung, sudah muncrat duluan, sebelum botol diletakkan di bawah lobang kencing remaja itu.  Bahkan ada pejuh yang muncrat ke tangan remaja pengocok kontol sialan itu. Remaja yang bertugas mengumpulkan pejuh itu juga diharuskan mengocok kontolnya sendiri sampai pejuhnya keluar : CROOT!CROOT!CROOT!

Setelah pejuh mereka keluar semua, seorang petugas yang amat kekar bertelanjang dada dan menggenggam pecut rotan, berkeliling memeriksa kontol remaja itu satu per satu.Untuk mengetahui : (1) apakah remaja itu sudah sunat atau belum, (2) jika sudah sunat apakah seluruh kulupnya sudah dipotong habis [terkudung], (3) jika masih ada sisa kulup, apakah sisa kulup itu masih dapat dipotong lagi [disunat ulang], dan (4) apakah frenulum sudah dipotong. Untuk memeriksa kulup remaja itu, petugas pemeriksa itu memegang-megang kontol remaja itu dan menarik-ntrik kulup atau sisa kulupnya. Jika remaja yang diperiksa kulupnya itu jadi ngaceng kontolnya karena terangsang, maka petugas itu terus melanjutkan mengocoknya sampai pejuh remaja itu keluar CROOOT! CROOOT! CROOOT!

Hasil pemeriksaan itu ditulis dengan supidol [yang tulisannya hanya dapat dihapus dengan alkohol atau bensin] di dada remaja yang telanjang-bulat itu. Ternyata hanya 3 orang remaja  yang tidak atau belum disunat. Remaja lainnya, meskipun sudah sunat, tapi umumnya  masih  dapat dilakukan tindakan lanjutan. Kebanyakan mereka masih ada sisa kulup   2 mm atau lebih yang dapat dipotong. Ada dua orang remaja yang frenulumnya belum digunting. Satu orang di antaranya sudah sempurna sunatnya dan frenulumnya sudah digunting.Tetapi supaya dia solider dengan teman-temannya, Bang Eufrat memerintahkan agar kulit kontol remaja sialan itu nantinya tetap dilukai dengan cara digunting sedikit tanpa anestesi. Kalau bisa, diusahakan dengan cara yang senyeri mungkin! [Ha..Ha..Ha...!!!]   

Agar para remaja, makin merasa risih dan kemalu-maluan dan  merasa banyak yang menonton ketelanjangan mereka. Lima atau enam orang petugas sengaja datang pergi ke tempat itu, memberi kesan sekan-akan mereka petugas yang baru datang sambil pura-pura bertanya keras-keras:

"Anak-anak apa  ini?"

atau

"Ini yang tawuran kemarin, ya?"

Supaya para remaja itu makin malu,  para petugas itu juga terus berkomentar dengan suara keras tentang ketelanjangan para remaja itu, tentang  jembut, biji peler, kontol dan bagian-bagian tubuh, mereka yang sangat pribadi. Sekali-sekali mereka berteriak-teriak riuh rendah mentertawakan para remaja itu. Seperti ketika  pejuh mereka sedang  muncrat keluar atau mengomentari jembut atau bulu ketek mereka yang lebat. Para remaja itu bukan  hanya merasa amat malu tapi juga  amat kelelahan diharuskan terus menerus mengangkat tangannya ke atas untuk mempertontonkan pola pertumbuhan bulu ketek mereka  dan harus tetap dengan kaki mengangkang lebar di bawah terik matahari [Ha..Ha..Ha..]
         
Kemudian para pemuda itu diberi makan siang. Mereka diharuskan makan siang di bawah terik matahari dalam keadaan masih telanjang-bulat di lapangan rumput yang penuh dengan ceceran air kencing dan pejuh mereka sendiri. Untunglah mereka diberi nasi kotak yang ada sendok plastiknya. Sehingga mereka tak usah makan dengan tangan. Sebab, dua orang dari mereka tangannya  berlumuran kencing dan pejuh teman-temannya dan belum dicuci. Selesai makan siang, mereka diperintahkan mandi membersihkan badan di lapangan rumput itu. Air disalurkan melalui selang karet dan mereka bergatian  mandi telanjang bulat di lapangan rumput yang panas terik itu tetap ditonton oleh kedua puluh petugas itu dan terus dikomentari.


PENYUNATAN TANPA ANESTESI


Dengan tubuh masih dalam keadaan basah sesudah mandi, mereka bergiliran disunat atau disunat ulang. Remaja yang akan disunat dibaringkan terlentang di atas sebuah meja, setengah duduk, telanjang-bulat, dengan kedua tangannya terangkat ke atas dan tergantung pada rantai dan borgol di tembok. Kaki mereka mengangkang lebar - tapi lutut mereka agak terangkat dan disangga balok kayu -  sehingga lobang pantat mereka terlihat jelas.

Remaja itu betul-betul telanjang bulat sempurna. Semua bagian tubuh mereka yang paling pribadi dapat dilihat oleh yang hadir. Pinggang. paha dan pergelangan kaki mereka difiksasi kuat-kuat dengan tali kulit atau rantai logam. Setelah kontol, biji peler, jembut, paha dalam,  dan lobang pantat mereka dibersihkan dengan phisohex, betadine dan alkohol - langsung  kulup mereka  dipotong tanpa diberi anestesi dulu.Seketika itu juga remaja yang disunat itu terdengar menjerit-jerit :

"HAAAHG! HAAAGH! ADUUUH! ADUUUH! SAKIIIT! SAKIIIT PAAAK!!!!".

Tubuh remaja itu terus menggeliat-geliat dan menggelinjang-gelinjang kesakitan Wajahnya menunjukkan tarikan rona wajah yang amat sangat kesakitan. Tubuh mereka berkilat-kilat bercucuran keringat yang membanjir akibat menahan nyeri yang teramat-sangat saat kulupnya digunting pelan-pelan! Para petugas yang menonton itu tertawa-tawa dan sebagian dari mereka menirukan jeritan remaja yang disunat itu sambil tertawa gelak-gelak. Sementara petugas penyunat tampak tenang-tenang saja melanjutkan pekerjaannya - memotong atau menggunting kulup atau sisa kulup yang masih ada pelan-pelan. Sekali-sekali petugas penyunat itu pura-pura "menenangkan" remaja yang sedang dipotong kulupnya itu dengan mengatakan :

"Sakit sedikit yaaa! Tahan sedikit! Laki-laki harus tahan sakit!", sambil tersenyum sadis!

Memang acara itu terkesan sadiss!! Tapi indah dan terkesan jantan sekali [Ha..Ha..Ha..]. Remaja yang lain sudah diberi tahu bahwa mereka yang  sudah sunat pun akan disunat ulang. Sebab, sunat mereka semua tidak sempurna. Remaja lain   yang menuggu giliran disunat atau disunat ulang itu tampak menggigil ketakutan melihat penderitaan temannya, jeritan, gelinjang serta tarikan rona wajah mereka yang terkesan amat sangat kesakitan  -   akibat nyeri hebat yang ditimbulkan pengguntingan kulup  tanpa anestesi itu. Ada  juga  beberapa orang yang tak tahan, menjadi stress dan kembali mengeluarkan pejuhnya -  karena amat ketakutan: CROOOT! CROOOT! CROOOT! [Ha..Ha..Ha..].

Meskipun menjerit-jerit kesakitan, tapi tak ada seorang pun di antara remaja itu yang jatuh pingsan, karena amat sangat kesakitan [neurogenic shock]. Rupanya remaja-remaja itu  semua "lelaki sejati" yang tahan banting, tahan sakit, dan tahan-potong-kulup-tanpa-anestesi!  Setelah semua disunat atau disunat ulang, mereka masih disekap dua minggu di lokasi itu, menunggu luka sunat mereka kering. Selama dua minggu itu mereka dibiarkan tetap bertelanjang bulat, dengan kaki dirantai, agar mereka tidak kabur. Setelah dua minggu disekap mereka dibawa lagi ke kota dan diturunkan begitu saja di jalanan -  tanpa surat atau prosedur apapun juga !


POST SCRIPTUM

Setelah kejadian itu memang tidak pernah ada lagi tawuran atau pun kebut-kebutan motor di distrik sialan itu. Rupanya para remaja berandalan itu cukup ditelanjangi, dionani, lalu disunat atau disunat-ulang agar tidak berbuat kekacauan atau melanggar hukum Tidak ada pula tuntutan atau gugatan dari para orang tua remaja itu. Boleh jadi para remaja itu malu menceritakan apa yang dialaminya selama dalam tahanan kepada orang tua mereka.Atau boleh jadi mereka justru amat menikmati pengonanian paksa kontol mereka sampai pejuh mereka keluar CROOOT! CROOOT! CROOOT!  [Ha..Ha..Ha..]


[KERISTOFO'ORI RINALETO - CRISTOFORI RINALDO]

Sabtu, 27 Agustus 2011

Pertama-kali dicabuli lelaki.

PENGAKUAN

Temanku Joao Martins  yang resminya bernama John Martis adalah orang Singapura asal Makao [Macau] yang sekarang menjadi Special Administrative Region [SAR] seperti Hongkong. Ayah Joao adalah orang Portugis-Makao dan ibunya orang Cina-Makao, tak heran jika penampilan Joao tampan,berkat darah campuran Eropa-Asianya. Joao punya semua keindahan laki-laki, kalau ada "kekurangan" dalam dirinya, maka itu adalah orientasi sexualnya yang hanya suka pada sejenis - Joao suka pada laki-laki,ya hanya lelaki saja ! Suatu kali, kebutuhan sexualnya terpenuhi secara kebetulan". Berikut ini adalah kisah Joao,tentang apa yang telah terjadi pada dirinya, yang diceritakan kepadaku.

LELAKI TIMUR TENGAH

Suatu kali aku ada urusan di suatu hotel di kotaku -Singapura. Tapi karena orang yang akan aku temui belum datang, aku menunggu di lobby hotel. Ketika itulah aku berkenalan dengan seorang lelaki yang berwajah Timur Tengah.Seperti halnya semua orang Singapura, aku juga tidak ramah pada orang asing, apalagi pada lelaki Timur Tengah.Di Singapura dan di negara-negara barat - Amerika dan Eropa - orang berwajah Timur Tengah selalu dicurigai sebagai teroris.Tapi laki-laki berwajah Timur Tengah itu tampan, sexy, dan menarik. Sehingga aku  terpikat dan ingin mengenalnya lebih jauh.

Berbeda halnya dengan orang Singapura yang non-Melayu [Cina, Tamil, Eropa] yang pada umumnya tidak peduli pada orang, bahasa, dan budaya Melayu, aku justru aku seorang yang hobby  budaya dan bahasa Melayu.Aku bahkan fasih bahasa Malaysia, Melayu-Singapura,Melayu-Brunai dan terutama aku fasih bahasa Indonesia -  karena aku punya kegiatan bisnis di negara tetangga Singapura itu. Yaitu di resort wisata Lobam di Pulau Bintan dan  di Pulau Batam.Sehingga tak ada kesukaran bagiku untuk bicara, mengajak berkenalan dan bercengkerama dengan lelaki tampan  yang berwajah Timur Tengah itu.Ternyata dia bernama Nazaruddin dan aku memanggilnya Abang [Bang Nazar].

Aku makin terpikat dengan Bang Nazar - yang meskipun berwajah dan berdarah Arab ternyata tidak bau-badan. Aku justru mencium harum parfum Etienne Aigner.Bang Nazar punya kepribadian ramah  dan pandai bergaul. Ternyata beliau  penduduk dan warga negara dari salah satu negara tetangga Singapura,tapi berdarah Timur Tengah [entah Arab, entah Pakistan], aku tidak peduli, karena aku hanya berharap dapat menikmati tubuh dan kontolnya saja !

Kami ngobrol cukup lama,anehnya setelah kami ngobrol, beliau mengajak aku ke kamarnya di hotel itu.Mula-mula aku ragu-ragu, tapi akhirnya aku putuskan untuk memenuhi permintaan beliau.Terpaksa cepat-cepat aku membatalkan janji dengan orang yang akan aku temui di hotel sialan itu - demi kontol Arab! Kebetulan orang itu belum datang-datang!Maka, aku telpon dia dengan HP-ku dan dengan beralasan bahwa aku  mendadak sakit perut "stomach upset" [diare, mencret], maka aku membatalkan pertemuanku dengan wakil perusahaan sialan itu. Aku sadar bahwa sikap seperti itu tidak profesional, tapi begitulah sikap seorang cowok homosex jika dia sudah  ketemu peluang untuk bisa menikmati kontol!

Aku pun ikut Bang Nazar dan turut masuk ke kamarnya di hotel itu Aku sangat senang,karena aku dianggap sebagai orang dekat, sebab sesampainya di kamar beliau langsung melepas penutup tubuhnya sampai hanya berkancut.Rupanya, Bang Nazar sudah biasa hanya berkancut jika sedang santai di rumah atau di kamarnya.

Tampak Bang Nazar juga cukup rajin latihan fisik.Karena, tubuhnya sudah "jadi", atletis, ketat, dan lumayan berotot. Otot dadanya menonjol ke depan ditancapi sepasang puting-susu yang ketat, tegang, dan melenting. Perutnya rata,kencang,bertonjolan otot-otot perut yang membentuk pola six-packs.Lengannya atletis dan di bawah lengannya tumbuh "bulu-ketek Arab" yang lumayan lebat [Ta'i!]. Dalam keadaan nyaris telanjang-bulat, Bang Nazar melanjutkan obrolannya denganku. Karena, disain kancutnya rendah dan amat minim ["maximum exposure"], maka sebagian dari hamparan jembut lelaki keturuan Arab atau Pakistan itu -  selalu tampak jelas!Kami ngobrol cukup lama dari masalah bisnis, turisme  sampai masalah politik. Tak terasa hari sudah pukul 17:00 waktu Singapura-Hongkong.Tiba-tiba Bang Nazar mengajak aku mandi bareng [bersama], kata beliau:

"Saya mau mandi. Bagaimana kalau kita mandi bersama saja"

Aku tak dapat menolak tawaran simpatik dari seorang pria keturunan Arab yang setampan Bang Nazar,maka aku langsung menyetujui usul "cabul" itu.Tanpa menunggu jawabanku, Bang Nazar langsung saja memplorot kan kancutnya - siap-siap mau mandi.Sehingga untuk pertama kalinya aku melihat kontol Arabnya yang besar diameternya dengan ukuran panjang dan ukuran biji peler yang serasi. Kulupnya sudah habis terkudung waktu Bang Nazar disunat, sehingga kepala kontolnya yang merah ungu berkilat tampak terpapar [exposed] seperti kepala tentara yang mengenakan topi baja [helm].Aku mengikuti Bang Nazar melepaskan penutup tubuhku sampai aku telanjang-bulat.

Tapi ketika aku sudah telanjang bulat, alih-alih mandi bareng, Bang Nazar malahan membibingku berbaring di atas tempat tidur. Aku menurut saja dan ketika aku sudah berbaring terlentang, Bang Nazar mulai memeluk dan menciumi serta mencipoki bibirku.Kemudian aku dipeluknya,tubuh kami yang telanjang bulat bergesekan di sebelah depan. Aku merasa nikmatnya pergesekan tubuh kami yang telanjang bulat itu. Itulah pertama kali dalam hidupku aku main cabul dengan sesama jenis. My dreams come true !

Bang Nazar terus menggesek-gesekkan bagian depan tubuhnya ke bagian depan tubuhku!Aku makin merasakan  nikmatnya tubuh ketat Bang Nazar dan nikmatnya gesekan dadaku pada melentingnya puting susu Bang Nazar,lelaki keturunan Arab itu!Kontolku juga terasa nikmat bergesekan dengan kontolnya yang sudah keras-menegang [ngaceng] dan hamparan jembutnya. Kemudian Bang Nazar menarik tubuhku  agar aku membelakanginya!Aku jadi berada dalam posisi membokongi Bang Nazar.Lalu aku merasa Bang Nazar sibuk membengkek-bengkek belahan pantatku. Kemudian, aku merasakan sodokan-sodokan benda bulat panjang ke dalam bool [silitku], yang tak lain adalah kontol Bang Nazar  Sementara tangan Bang Nazar juga "tak lupa" mengocok-ngocok kontolku, sehingga  kontolku makin ngaceng, makin tegang! Tidak lama kemudian aku merasakan sodokan kontol Bang Nazar makin intens di boolku : sodok, sodok, sodok,demikian juga kocokan tangan Bang Nazar di kontolku: kocok,kocok,kocok - terasa sakit tapi bercampur nikmat!Tak lama kemudian aku merasa sesuatu yang hangat di belahan silitku!Pastilah itu pejuh Bang Nazar sudah muncrat dan dilepaskan di belahan silitku....fenomena itu diikuti dengan pancaran pejuh dari lobang kencingku CROOOOOOOT! CROOOOOOT! CROOOOOOT!... dan aku merasa nikmat,puas, dan lampiasss!

Sambil merasakan nikmatnya pancaran pejuhku yang sedang muncrat dan hangat-lengketnya pejuh Bang Nazar di belahan silitku, aku pun memasang niat akan menjaga dan melayani Bang Nazar sebaik-baiknya setiap kali dia berkunjung  ke Singapura!

POST SCRIPTUM

Jadi, Bang Nazarlah lelaki yang memperawani lobang pantatku! Aku rela, ikhlas,dan ridho diperawani lelaki keturunan Arab ...atau Pakistan  yang tampan dan yang menurut kata Bang Nazar waktu kami ngobrol,dia berumur 32 tahun itu!


[KERISTOFO'ORI RINALETO - CRISTOFORI RINALDO]    


Kamis, 18 Agustus 2011

Menemani Bang Nazar.

JOAO MARTINS

Ini adalah cerita Joao Martins, seorang pemuda Singapura berdarah campuran Cina-Portugis.Joao lahir di Singapura, ibunya orang Cina-Makao dan bapaknya orang Portugis-Makao. Joao besar dan sekolah di Singapura  dan Warga Negara Singapura. Joao mengaku kenal dekat dan sering menemani atau melayani Nazar [Nazaruddin] di Singapura. Untuk meng-Inggris-kan namanya, Joao mengganti nama depannya dengan John,sehingga nama lengkapnya  menjadi John Martins. Tapi aku lebih suka memanggilnya Joao dan dia juga tak keberatan dipanggil Joao. Berikut ini adalah cerita Joao kepadaku tentang pertemuannya dengan Nazar, yang bisa jadi akan merupakan pertemuannya yang  terakhir  dengan Nazar :

SINGAPURA

Waktu terakhir kali Bang Nazar datang ke Singapura, beliau mengontak aku. Itu bukan kunjungan beliau yang pertama,beliau memang sekali-sekali datang ke Singapura. Entah untuk urusan apa. Mungkin bisnis, mungkin pribadi, mungkin berobat [atau medical check up],aku memang tak pernah tanya. Aku sendiri tidak tahu, yang sebenarnya  Bang Nazar itu apa atau siapa. Apakah pejabat atau businessman atau apa. Yang pasti kalau beliau datang sendirian [tidak dengan isteri, tidak bersama orang lain] aku selalu dihubungi untuk datang ke hotel melayani dan menemani beliau.Bang Nazar  yang berasal dari lingkungan keluarga  Arab  atau Pakistan atau Bangladesh [aku tak pernah tanya]  pasti  tidak terlalu dermawan [not very generous], meskipun beliau tidak pelit juga. Meski begitu, aku selalu merasa senang jika harus melayani atau menemani beliau, karena beliau ganteng dan wajahnya enak dipandang mata.

Bang Nazar orangnya cukup "terbuka", jika sedang berkunjung ke Singapura, aku selalu disuruh ke kamarnya di hotel. Bukan itu saja, aku selalu disuruh memegang kunci duplikat kamarnya,karena itu beliau selalu minta 2 kunci elektronik. Dengan cara begitu maka aku tidak ada kesulitan untuk mencapai lantai kamarnya dengan lift - sebab untuk naik ke lantai tertentu di hotel - harus menggunakan kunci elektronik.

Di kamar hotel, Bang Nazar juga "terbuka", sebab beliau selalu hanya mengenakan kancut saja. Kancutnya minim, disainnya "rendah"  artinya kainnya minim - sehingga bagian atas hamparan jembut Bang Nazar selalu terlihat. Kata orang kancut seperti itu disebut  "maximum exposure",sebab hampir seluruh bagian tubuh orang yang mengenakannya   terlihat [exposed], kecuali kontol, biji peler dan hamparan jembutnya !  Sekali-sekali. Bang Nazar menemui aku sambil berbaring terlentang di tempat tidur dan kedua tangannya diangkat ke atas dan  menyangga kepalanya.Sehingga akupun jadi bisa melihat pola pertumbuhan bulu-ketek Bang Nazar yang berdarah Arab atau Pakistan itu. Bulu keteknya lumayan lebat ! Dasar Arab!Meskipun begitu, dada dan perutnya tidak berbulu, tapi ada bulu-bulu perut ringan yang tumbuh. Berawal dari pusarnya, menjalar ke bawah dan bergabung dengan hamparan jembutnya. Sexy juga !. Bagaimana pun juga, aku sebagai cowok  homosex yang doyan sesama jenis, kontolku selalu saja ngaceng, kalau melihat penampilan Bang Nazar yang nyaris telanjang atau sedang telanjang-bulat. Jantungku berdebar-debar dan aliran darahku seperti berdesir-desir ingin main cabul dengan "abangku" itu ! 

AMAT PERCAYA DIRI 

Yang aku kagumi dari Bang Nazar adalah bahwa dia benar-benar lelaki [sejati]. Beliau tidak ragu atau malu untuk telanjang-bulat di kamar, sementara aku ada disitu! Aku "terpaksa" melihat beliau telanjang-bulat ketika beliau sedang ganti kancut di depanku atau akan berangkat mandi  atau sedang mandi. Kalau sedang telanjang-bulat, Bang Nazar tak pernah membelakangi aku, melainkan dengan sangat percaya diri [PD] beliau tak ragu untuk frontal menghadapkan bagian depan tubuh Arab beliau yang indah  ke arahku! Tentu saja pemandangan seindah itu selalu aku jadikan andalan untuk membangkitkan berahi di otakku dan syahwat di kontolku waktu aku onani, sehingga setelah dibantu dengan rangsangan-rangsangan nikmat tanganku di kontol dan puting-susuku,   mau tidak mau, suka tidak suka, pejuhku muncrat juga keluar tak tertahankan [tapi nikmat luar biasa] CROOOOT! CROOOOT! CROOOOT! Agh! Bang Nazar!

 Kamar mandi di kamar hotel langganan Bang Nazar  dindingnya kaca [atau plastik]  tembus pandang. Jadi, aku bukan hanya sering melihat ketika Bang Nazar sedang mandi telanjang-bulat, tapi juga sewaktu beliau kencing atau berak [telanjang bulat]. Oleh sebab itu, aku hafal betul seluruh bagian tubuh Bang Nazar termasuk jembut, kontol, dan biji pelernya. Kontol Bang Nazar lumayan besar [tidak kalah gedenya dengan ukuran kontol (kuda) Arab]. Kontol beliau tersunat ketat [high and tight] dan tak tampak ada sisa kulup yang tertinggal sedikit pun.Seluruh kulupnya sudah habis dipotong  [dikudung] waktu beliau sunat dulu. Pendeknya aku  sudah pernah melihat [dan hafal] seluruh bagian tubuh Bang Nazar, bahkan aku juga sudah pernah melihat lobang-pantat Bang Nazar waktu beliau duduk di tempat tidur dengan paha mengangkang lebar dalam keadaan telanjang-bulat! Entah sedang apa beliau waktu itu. Aku lupa ! Terlihat olehku Lobang pantat beliau mulus dan tak berambut, meskipun beliau Arab!

Karena umur Bang Nazar masih umur 30 tahunan [di bawah 35 tahun], pada keadaan normal dan  ketika beliau tidak sedang kalut, Bang Nazar cukup rajin latihan fitness. Karena  itu tubuhnya lumayan bagus.Atletis!Otot dadanya  menonjol ke depan ditancapi sepasang puting-susu yang tegang-melenting, perutnya kencang dan rata bertonjolan otot-otot yang   membentuk pola six-packs. Pinggangnya juga ramping dan kencang. Otot dan lengannya juga lumayan bagus. Agh!

Yang juga aku suka dari Bang Nazar, meskipun beliau Arab [atau Pakistan], tapi aku tak pernah mencium bau tidak sedap dari badan atau dari ketiaknya.Tidak seperti Arab-Arab lainnya! Beliau rajin mandi dan cermat menjaga kebersihan tubuhnya. Deodoran selalu dioles di ketiaknya  dan parfum for men selalu dikecrot di bajunya  dan bagian-bagian badan beliau yang berpotensi mengeluarkan bau tak sedap. 

MASSAGE

Pada kunjungan beliau terakhir ke Singapura, aku lihat Bang Nazar resah. Tapi aku tidak tanya ada masalah apa. Aku merasa itu bukan tugasku. Tugasku  adalah menemani dan melayani abangku itu. Suatu malam saat aku menemani Bang Nazar, aku dilarang pulang. Kata  Bang Nazar, beliau tidak bisa tidur dan aku diminta menginap di hotel. Malam itu, seperti biasa di dalam kamar Bang Nazar hanya mengenakan kancut minimnya - nyaris telanjang bulat. Tubuhku merasa lemas dilanda berahi yang menyala-nyala berdekatan dengan Sang Lelaki Hebat itu. Untuk menenangkan Bang Nazar, aku menawarkan massage. Beliau setuju dan aku mulai memijat dan mengurut tubuhnya. Meskipun kontolku jadi ngaceng tak terkendali akibat aku meraba-raba tubuh Lelaki Pujaanku itu.Untuk memudahkan kerjaku, kancut Bang Nazar aku tanggalkan, sehingga beliaupun telanjang bulat.

Sebelumnya, sore itu waktu akan makan malam, aku sengaja membelikan  makanan di Arab Street dan Orchad Road untuk Bang Nazar. Kami makan di kamar hotel dan menunya adalah : ikan mas, kerang, sate kambing dengan nasi putih. Untuk menenangkan pikiran abangku itu aku buatkan kopi yang aku campur aphrodisiac [obat pembangkit nafsu berahi], yaitu majoon dan sedikit bubuk pasak bumi [Tongkat Ali]. Aku ingin malam itu Bang Nazar dapat mengeluarkan pejuhnya agar pikiran beliau  bisa lebih tenang. Aku kasihan melihat cowok hebat itu resah-gelisah.

Ketika seluruh tubuh Bang Nazar selesai aku pijat - kecuali kontol beliau - aku melakukan finishing touch dengan memijat kontol dan biji pelernya. Hanya elusan dan pijatan ringan saja. Tapi, langsung saja kontol Bang Nazar menegang. Karena itu, tanpa minta izin, kontol gede Bang Nazar aku jilati dengan lidahku. Lalu aku cucup  pelan-pelan dengan bibirku dan aku isap-isap dengan mulutku. Karena besarnya, maka  kontol Bang Nazar tapi muat di mulutku!Karena itu aku hanya bisa mencucup-cucup lobang kencing dan kepala kontol beliau [glans penis]  serta menjilati sisa-sisa frenulumnya yang  sudah dipotong waktu beliau sunat dulu - beliau disunat cara Arab!

Sekali-sekali aku meraba dan memain-mainkan puting susu beliau dan mengelus-ngelus bagian bawah perut dan hamparan jembut beliau. Ketiak beliau juga aku sodok-sodok ringan dengan telunjukku, demikian juga lobang pantat beliau [silit, bool]. Beliau tidak marah, waku aku perlakukan seperti itu. Beliau hanya senyum-senyum saja,  sehingga, beliau terkesan makin ganteng! Kadang-kadang beliau menggeliatkarena merasa geli atau  menggelinjang karena merasa nikmat di tubuh atau kontol beliau. Sekali-sekali terdengar Bang Nazar melenguh dan mengeluh seperti kerbau yang sedang memamah biak, pasti karena belaiu merasa nikmat tak terkira di kontolnya : MMMPH..MMMPH....MMMPH, diselingi suara desis seperti ular HSSST HSSST HSSST, akibat rasa nikmat di kontol beliau terasa makin menggila. Kemudian, selagi aku sedang asyik melaksanakan tugas-muliaku, Bang Nazar tiba-tiba berkata lirih :

"Sudah mau keluar nih......."

Aku  pun makin intens melanjutkan kerjaku  dan tak lama kemudian: CROOOOOOOT! CROOOOOOT! CROOOOOOOT!  Pejuh Bang Nazar muncrat, meloncat-loncat dari lobang kencing beliau. Bagaikan erupsi gunung berapi [volcano], banyaaaak sekali. Sebelum muncratannya berakhir, sebagian pejuh beliau aku isap dan aku telan ke dalam ususku. Demi meneguhkan kelaki-lakianku dan sebagai tanda bukti cinta sejatiku kepada beliau.  Setelah muncratan pejuh beliau berhenti, tampak pejuh beliau masih saja meleleh-leleh sampai lama.Semua lelehan pejuh beliau aku jilat dan aku telan sampai bersih - licin tandas. Sementara itu, Bang Nazar sudah tetidur pulas, terlentang dan telanjang-bulat!. Agh! Indaaah sekali ! Aku suka pemandangan itu !!!

PERPISAHAN

Esok paginya Bang Nazar melanjutkan perjalanan beliau - entah kemana aku tidak tanya. Tapi aku merasa sedih dan ada feeling dalam diriku bahwa aku akan berpisah lama dengan beliau. Entah mengapa perasaan itu muncul. Tapi aku sudah tenang, karena aku sudah sempat menjilati kontol beliau dan meminum pejuh beliau. Bang Nazar juga tampak sudah lebih tenang, karena malam sebelumnya beliau sudah mengeluarkan pejuhnya banyak sekali. Aku berdoa agar beliau selamat. Semoga !    

POST SCRIPTUM

Demikianlah cerita Joao Martins tentang Nazar. Setahuku Joao tidak pernah bohong! Tapi siapa tahu sekali ini Joao berbohong. Bisa jadi! Atau bisa saja, bukan ?


 [KERISTOFO'ORI RINALETO - CRISTOFORI RINALDO]



    

Minggu, 14 Agustus 2011

Passage to manhood.

HAK ASASI MANUSIA

Sunat lelaki merupakan tradisi yang masih diikuti oleh  sebagian besar masyarakat Filipina.Tapi dengan makin meluasnya  pemahaman tentang Hak Asasi Manusia (HAM), maka ada sebagian kalangan di Filipina yang mulai menilai kembali perlu-tidaknya melakukan sunat pada lelaki. Para penganjur HAM itu berpendapat bahwa kulup anak adalah hak pribadi anak. Jadi, apakah kulup itu akan dipotong [disunat] atau tidak itu harus diputuskan sendiri oleh anak itu setelah dia dewasa. Beberapa keluarga kaya Filipina menunda penyunatan anak laki-laki mereka sampai setelah mereka dewasa. Agar anak-anak itu tidak diganggu atau diejek teman-temannya karena mereka belum sunat, anak-anak itu disekolahkan di luar Filipina. Anak atau pemuda yang menunda sunatnya ini, kelak baru menentukan akan sunat atau tidak setelah mereka berumur 18 tahun. Jika mereka memutuskan akan sunat maka mereka akan mengikuti acara sunat remaja atau disebut teen circumcision. Acara sunat renmaja ini diselenggarakan  oleh perkumpulan remaja, klub remaja - bahkan juga organisasi olah raga.

Waktu aku berada di Manila aku sempat menghadiri acara Teen Circumcision atau Sunat Remaja itu yang diselenggarakan oleh suatu perkumpulan bina raga.Acara itu dimaksudkan untuk remaja di atas 15 tahun dengan persyaratan sudah berjembut, sudah berbulu ketek, dan sudah keluar mimpi basah [keluar pejuh]. Sunat di Filipina dianggap sebagai suatu proses menjadi lelaki dewasa atau passage to manhood.

PEMERIKSAAN AWAL

Pada hari yang sudah ditentukan, aku bersama Julian - seorang Filipino - datang ke suatu gym. Hari itu gym ditutup, hanya mereka yang memang berhak hadir yang boleh masuk.Aku boleh masuk, karena aku datang bersama Julian.Julian adalah seorang dokter muda yang selama masih mahasiswa sudah sering menyunat anak lelaki dan lelaki dewasa dalam kerja sosial sunatan masal. Para mahasiswa, organisasi keagamaan,dan militer Filipina sering mengadakan acara sunatan masal sebagai kerja sosial. Kerja sosial ini dimaksudkan untuk mengurangi penderitaan anak-anak miskin dan anak-anak pedesaan waktu disunat. Sebab, sunat tradisional dilakukan dengan cara memotong kulup begitu begitu saja dengan pisau yang dikhawatirkan dapat berakibat perdarahan dan infeksi. Julian sudah biasa menyunat baik dengan laser, dengan gomco clamp, maupun dengan  freehand tehnique -  dengan atau tanpa anestesi. Julian juga bisa menyunat cara tradisional yang terkenal luar-biasa sakitnya itu.

Ketika aku datang bersama Julian di lokasi, sudah ada tiga pemuda remaja Filipino yang sudah telanjang-bulat karena akan disunat.Itulah saat terakhir kontol mereka berkulup, setelah itu kulup mereka akan dipotong dan dibuang. Pemuda-pemuda itu diperiksa dulu kesehatannya sebelum disunat. Pemuda Filipino umumnya sangat percaya diri. Sepanjang mereka sudah sunat, mereka tidak ragu telanjang-bulat di hadapan sesama laki-laki. Bahkan sebagian di antara mereka ada juga yang tidak ragu telanjang-bulat di hadapan lawan jenis. Itulah sebabnya kontes yang melombakan keindahan tubuh dan wajah lelaki di Filipina biasanya ada nomor atau  peragaan dimana peserta tampil untuk dinilai dalam keadaan telanjang-bulat.

Waktu Julian datang,ketiga pemuda telanjang itu kelihatannya sudah kenal Julian. karena mereka langsung saling menyapa.Julian segera melaksanakan tugasnya memeriksa kesehatan ketiga pemuda itu. Ketiga pemuda itu bergantian diperiksa sambil berdiri saja - telanjang bulat. Julian memeriksa dan meraba-raba bagian-bagian tubuh para pemuda itu.Kemudian, pemuda itu di suruh mengangkang dan menjejakkan kedua kakinya kuat-kuat ke lantai.Kedua tangannya diangkat ke atas,sehingga seakan-akan tubuhnya membentuk huruf X dan kami yang hadir dapat melihat dengan mata-kepala kami sendiri pola pertumbuhan dan kelebatan bulu ketek pemuda itu.Tanpa ragu kulihat Julia mengocok-ngocok kontol pemuda yang sedang diperiksa itu - setelah lebih dulu telapak tangannya disapu dengan sabun basah. Aku lihat kontol pemuda itu makin tegang dan makin tegang, kepala kontolnya jadi merah ungu dan berkilat-kilat. Julian terus saja mengelus dan merangsang kontol pemuda itu. Sekali-sekali Julian meraba-raba kedua puting susu pemuda itu dan menekan panggul pemuda itu dengan tangannya di kiri dan kanan ke arah dalam, sehingga pemuda itu menggelinjang. Pemuda itu tampak mulai gelisah dan tak lama kemudian pejuh pemuda itu muncat keluar dari lobang kencingnya CROOOT! CROOOT! CROOOT!  Pejuhnya terlempar ke udara berupa lemparan atau pancaran lendir putih.  Pemuda itu tidak tampak malu - biasa saja - Julian menyuruh pemuda itu menurunkan kedua tangannya dan mengatakan bahwa pemeriksaan kesehatan sudah selesai dan bahwa kulup pemuda itu sudah bisa disunat hari itu.

PENYUNATAN TANPA SUNTIKAN BIUS

Rupanya hari itu hanya ketiga  pemuda itu yang akan disunat. Oleh karena itu setelah ketiganya diperiksa kesehatannya dan dikeluarkan pejuhnya, satu per satu mereka bergantian. disunat.Pemuda yang akan disunat disuruh duduk di atas meja yang diletakkan dekat dinding dan pemuda itu menyandarkan punggungnya  ke dinding.Kedua tangannya terangkat ke atas di borgol di dua mata besi yang ada di tembok. Kedua kakinya di borgol di dua kaki-kaki meja. Kontol pemuda itu - berlatar belakang jembutnya yang hitam, lebat dan tumbuh luass - seakan terpapar [exposed] di atas meja. Julian mencuci tangannya kemudian mengeringkannya dengan udara dan mengenakan sarung tangan karet. Kemudian dia membersihkan kontol,jembut, biji peler, dan paha pemuda itu dengan cairan coklat dan putih. Selanjutnya, Julian mengajarkan pemuda itu cara mengatur nafasnya. Sewaktu pemuda itu sedang melatih mengatur nafas,  tak berapa lama kemudian aku lihat- tanpa ampun - Julian menjepit kulup pemuda itu dan mulai mengguntingnya.Bersamaan dengan itu terdengar teriakan kesakitan pemuda itu keras sekali :

"HAAAAAGH! HAAAAAAGH!" 

Tapi Julian tenang saja dan meneruskan pekerjaannya sampai seluruh kulup pemuda itu selesai dan habis terpotong [terkudung] semua. Pemuda itu tampak lemas dan tubuhnya berkilat-kilat akibat cucuran keringat yang membanjir. Tapi dia tidak pingsan. Setelah penyunatan selesai, pemuda itu dibantu untuk bangkit, diberi minum,  dan dibimbing dalam keadaan telanjang bulat. Lalu ia dibaringkan di lantai tanpa alas - masih telanjang bulat - untuk mengurangi rasa sakit di luka kulupnya. Kedua pemuda yang lain tampak pucat dan ketakutan melihat proses penyunatan sadis itu ... [Ha..Ha..Ha...]

POST SCRIPTUM

Cerita ini ditulis dalam Bahasa Samoa [Gagana Samoa] kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Blog ini.


[KERISTOFO'ORI RINALETO - CRISTOFORI RINALDO]

Rabu, 10 Agustus 2011

Teen male body quest di Filipina.

SUMMER BODY QUEST

Waktu aku berkunjung ke Filipina, aku diberitahu seorang teman Filipino bahwa di salah satu provinsi di Filipina akan diadakan  teen male  body quest. Yaitu suatu lomba keindahan tubuh remaja lelaki. Menurut Carlos, temanku orang Filipino itu, lomba ini unik. Tapi Carlos tak mengatakan apanya yang unik. Karena aku datang dari luar Filipina, Carlos yang merupakan anggota panitia penyelenggara [organizing committee]  minta aku bersedia menjadi salah seorang juri. Kata Carlos, tak ada persyaratan khusus untuk jadi juri, katanya lagi:

"Just use your taste", artinya :"Gunakan selera pribadimu dalam menilai".  

Karena aku punya cukup waktu untuk tinggal lebih lama di Filipina,maka permintaan Carlos,akan aku penuhi. Apalagi cowok Filipina terkenal banyak yang tampan dan 95% dari mereka sunat semua. Tradisi sunat bukan tradisi agama, melainkan tradisi budaya. Sunat dalam bahasa Tagalog disebut tuli atau pagtutuli, sedangkan lelaki yang tidak sunat disebut supot. Anak laki-laki umur delapan atau sepuluh tahun yang belum sunat akan diejek oleh teman-temannya sebagai supot yang artinya kulup atau masih berkulup.

Demikianlah, kira-kira  satu minggu sebelum acara puncak, aku dan Carlos terbang naik pesawat ke kota tujuan. Kami harus datang satu minggu sebelumnya, karena seperti halnya kontes kecantikan yang menilai, berbagai sisi kecantikan dan kepribadian, maka kontes ketampanan remaja ini juga akan mencoba menilai berbagai aspek.Kata Carlos, proses pemilihan makan waktu dua minggu.Pada waktu kami datang, peserta yang ada  tinggal 20 orang, yang lainnya sudah ter-eliminasi. Pada periode yang tersisa, ke-20 pemuda harus melalui berbagai tes termasuk psikotes dan tes kesehatan. Sebagai juri, maka aku dan Carlos harus selalu hadir. Berbeda dengan kontes ketampanan  di kota-kota lain di Filipina, maka kontes yang aku hadiri tidak melibatkan perempuan. Baik sebagai penyelenggara, juri,  maupun sebagai penonton. kata Carlos, untuk menjaga privacy. Tak jelas apa yang dimaksud privacy oleh Carlos.Selanjutnya, kata Carlos lagi, ini tak ada hubungan dengan kontes gay atau yang semacam itu.    

PENILAIAN PESERTA

Sebagai juri, maka aku dan Carlos selalu hadir dalam setiap tahap penilaian. Penilaian dilakukan di sebuah rumah peristirahatan atau villa milik salah seorang terkaya di Filipina yang menjadi sponsor acara tersebut. Sponsor ini juga merupakan pihak yang akan memberikan  kontrak kerja pada  pemenang kontes.Penilaian pertama adalah kesehatan peserta. Pemeriksaan kesehatan dilakukan di luar [out door] di tepi kolam renang dan waktu aku datang ternyata ke-20 peserta sudah dalam kedaan telanjang bulat. Remaja-remaja itu memang tampan, putih bersih, dengan tubuh atletis, jembut dan bulu ketek mereka lumayan lebat.Sedang  ukuran kontol mereka berbeda-beda, tapi tak ada yang berkontol kecil. Ukuran mereka rata-rata ukuran kontol Filipina atau lebih besar dari rata-rata! Semuanya tersunat ketat [high and tight]. Salah seorang di antaranya bertubuh tinggi besar, ramping, tapi berotot dengan kontol yang besar. Orang mengatakan bahwa pemuda itu [ Salvador ] punya harapan jadi pemenang kontes. 

Disuguhi 20 orang pemuda tampan yang semua telanjang - bulat itu, mau tidak mau, suka tidak suka, aku jadi  merasa sesak nafas, jantungku berdebar keras, aliran darahku seakan makin cepat, dan kontolku ngaceng berat sampai terasa agak sakit  - akibat berahi yang menyala-nyala di otak dan kontolku. Kontolku teramat tegang sampai-sampai cairan mazieku terpancar keluar : seeer seeer seeer. Sehingga lobang kencingku jadi melekat ke kain kancutku dan tubuhku terasa agak lemas menanggung berahi  yang  membara itu !  

Pemuda-pemuda itu  diperiksa kesehatannya oleh seorang dokter Filipino [Cedarrio, MD] lelaki yang tampan dengan tubuh atletis. Semuanya berjalan serius tapi santai. Bahkan dokter yang memeriksa pun telanjang dada  hanya mengenakan kancut, karena ia baru saja berenang di kolam renang itu. Dokter itu ternyata pernah jadi pemenang kontes beberapa tahun sebelumnya. Wajah Dr. Cedarrio yang tampan itu ditingkah oleh  tubuh indahnya,  dengan otot dada yang menonjol ke depan ditancapi sepasang puting susu yang ketat, tegang, dan melenting - amat menggoda iman. Perutnya rata, kencang, tapi bertonjolan otot-otot perut membentuk pola six packs. Pinggangnya kencang, otot lengan dan  tungkainya juga tampak kencang.Otot-otot bisepsnya bertonjolan amat indah dan jantan. Jika, Dr. Cedarrio mengangkat tangannya ke atas, maka tampaklah bulu keteknya yang tumbuh sepanjang dataran ketiaknya  dan tumbuh rapat - terkesan sexy. Wajah tampannya yang imut terkesan remaja itu, kontras sekali dengan bulu keteknya yang telah tumbuh lebat, rapat , dan sempurna  membuktikan kedewasaan fisiknya dan kelaki-lakiannya yang sempurna ! Setiap lelaki homo yang melihatnya dalam keadaan hanya berkancut nyaris telanjang itu pasti akan bangkit berahinya, frustrasi dan ingin mencabulinya !    

Berbeda dengan pemeriksaan kesehatan yang biasa, pada seleksi kontes ini, para peserta yang semuanya laki-laki dan sudah telanjang bulat itu diperiksa dokter dalam keadaan berdiri mengangkang dengan kedua tangan terangkat ke atas. Tubuh mereka seakan  membentuk huruf X. Maksudnya agar juri dapat melihat apa yang dilakukan dokter dan melihat dengan mata kepala sendiri bagian-bagian tubuh peserta yang paling pribadi untuk dinilai, seperti : kontol, biji peler, puting susu, ketiak, jembut dan bulu ketek mereka. Umumnya para peserta itu tampil wajar dan tidak salah-tingkah. Meskipun ada juga satu-dua orang tampak agak salah tingkah dan kemalu-maluan,  karena berada dalam  keadaan bertelanjang bulat dan ditatap puluhan pasang mata. Setelah seluruh bagian tubuh peserta diperiksa, maka dilakukan pemeriksaan akhir. Peserta yang diperiksa disuruh duduk setengah berbaring di  atas meja dengan kaki mencangkung terbuka lebar selangkangannya menghadap frontal ke juri.

Dengan posisi demikian maka peserta itu benar-benar ditelanjangi karena semua bagian tubuhnya yang paling pribadi terpapar [exposed] pada para juri, yaitu  : jembut, kontol, biji peler, selangkangan, dan  lobang pantatnya. Dalam keadaan begitu Dr. Cedarrio dengan tangan terbungkus sarung tangan karet [handschoen] merojok lobang-pantat peserta   itu dengan jari telunjuknya - dan menggerak-gerakkan atau memijat kelenjar prostat peserta itu dari arah lobang pantatnya. Seketika itu juga : CROOOOT! CROOOOT! CROOOOT! Pejuh peserta itu muncrat. dan Dr. Cedarrio menampung pejuh yang muncrat itu dalam sebuah wadah gelas yang telah disiapkan.

Umumnya wajah peserta menjadi merah padam atau bersemu dadu karena merasa kemalu-maluan karena pejuhnya muncrat di hadapan yang hadir. Proses ini merupakan penilaian rasa percaya diri peserta akan kelaki-lakiannya! Setelah coba di-onani dengan pijatan prostat [massage prostat], peserta itu dikocok lagi kontolnya [di-onani] oleh Dr. Cedarrio untuk kedua kalinya buat menilai vitalitasnya. Ternyata semua peserta mempunyai potensi sexual  yang lumayan. Sebab, meskipun baru saja mengeluarkan pejuh akibat prostatnya dipijat-pijat, tapi semua peserta itu kontolnya tetap bisa  ngaceng lagi dan tak lama kemudian kepala kontolnya memerah ungu berkilat-kilat, ketika kocokan Dr, Cedarrio dilanjutkan terus, maka   terpancar  lagi pejuhnya untuk kedua kalinya: CROOOOT! CROOOT! CROOOT! Indah sekali!  Penilaian yang berikutnya tak perlu aku ceritakan, karena tidak ada yang istimewa. [Ha.. Ha..Ha...]      

POST SCRIPTUM

Cerita ini ditulis dalam Bahasa Samoa [Gagana Samoa] kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Blog ini.


[KERISTOFO'ORI RINALETO - CRISTOFORI RINALDO]

   

Minggu, 07 Agustus 2011

Kuli telanjang dan tubuh Satpam.

INDAHNYA HIDUP

Terlahir sebagai lelaki homosex, aku makin hari makin merasakan keindahan hidup ini - yang ditandai dengan indahnya tubuh lelaki. Tubuh lelaki indah dan nikmat. Nikmat bagaikan ikan-teri atau ikan-selar yang digoreng kering. Tak ada bagian yang tersisa, semua dapat dimakan termasuk duri-duri atau tulang-tulangnya. Begitu juga dengan tubuh lelaki - semuanya dapat dinikmati : wajahnya, bibirnya, mulutnya, lidahnya, lengannya, tungkainya, tangannya, kakinya,batang tubuhnya, ketiaknya, puting susunya, lobang pantatnya, jembutnya, bulu keteknya, bulu kakinya dan bulu-bulu lain [kalau ada] dan last but not least  - sudah pasti kontol dan biji pelernya!Belum lagi apa yang diproduksi tubuh laki-laki ; seperti air ludahnya, keringatnya, air kencingnya dan tentu saja pejuhnya : Sang Cairan Surga! Seringkali  produk tubuh laki-laki dinyatakan dalam "4-uh", yaitu : pejuh [air mani], peluh [keringat], iduh [air liur], dan uyuh [air kencing]. Mungkin hanya ta'i laki-laki saja yang sebaiknya tidak dinikmati !   [Ha..Ha..Ha..]

Lelaki tidak saja dapat dinikmati dengan mata di parade-parade militer atau di panggung tari telanjang atau male striptease tapi juga di proyek bangunan dimana banyak berkumpul para kuli atau pekerja bangunan. Tentu saja jika mau menikmati lelaki secara utuh, sebaiknya dilakukan  di atas temapat tidur sambil berpelukan dan bertelanjang-bulat.Agh! Pasti nikmat!Berada dekat-dekat lelaki  yang bertelanjang-bulat adalah bagaikan berada di surga nirwana. Sebab kontol lelaki yang berukuran besar dan disunat ketat [high and tight], baik sedang "menunduk" atau sedang "tegak" [ngaceng] adalah Batang Surga yang di pangkalnya terhampar Rambut Surga [jembut] dan di bawahnya ada bergantung Bola Surga [biji peler]. Sementara itu diujung kontol ada Lubang Surga [lobang kencing].

Itulah sebabnya ada ungkapan "Surga di telapak kaki ibu" dan "Surga  di tubuh lelaki". Karena itu saat aku sedang  mencabuli atau dicabuli seorang laki-laki  aku selalu mengatakan bahwa "Sukmaku seakan moksa ke Nirwana dan aku mencapai kesunyataan mulia menjadi seorang Boddisatwa"    


EKSEKUTIF MUDA


Meskipun ekonomi di negara tempat aku tinggal menghadapi banyak masalah,tapi ada juga kemajuan yang
dicapai.Yang pasti di kota-kota besar, para kuli sudah mempunyai pakaian yang layak bahkan sudah banyak kuli yang memiliki barang-barang elektronik dan alat komunikasi mutakhir seperti HP.Meskipun tempat tinggal kuli di proyek bangunan masih belum memadai. Biasanya para kuli tinggal di bedeng-bedeng yang tidak layak huni dan tidak dilengkapi dengan sarana sanitasi. Itulah sebabnya di lokasi pembangunan masih biasa terlihat pemandangan indah  para kuli mandi pagi atau mandi sore bertelanjang-bulat di tempat terbuka.

Suatu kali perusahaan tempat aku menjabat sebagai anggota dewan komisaris [Dekom] akan membangun gedung apartemen.Sarana hunian ini akan dilengkapi dengan sarana publik - termasuk sarana perdagangan seperti mal dan perkantoran.Tentu saja proyek besar ini akan makan waktu cukup lama - sekitar dua sampai tiga tahun. Pada waktu  rapat Dekom,yang aku kemukakan bukan masalah pembiayaan atau disain tapi justru sarana-prasarana untuk para pekerja bangunan [kuli]. Bahkan aku menuntut agar sarana-prasarana itu akan menjadi persyaratan  dalam kontrak kerja dengan pemborong. Ternyata pemborong setuju, bahkan mereka akan bekerja dengan ahli kesehatan dan keselamatan kerja  untuk menjamin kesehatan dan keselamatan para kuli itu. Pemborong bahkan akan menyediakan kantor untuk Dekom di lokasi bangunan agar dapat melakukan pengawasan langsung.Ternyata kontraktor tidak bohong. Ketika pembangunan dimulai, pemborong menyediakan kantor bagi Dekom di kantor proyek yang sebagian merupakan kantor pre-fabricated. Karena besar dan lamanya proyek maka selain kantor pre-fabricated, dibangun juga kantor semi-permanen  dua lantai. Kantor pengawasan Dekom diletakkan di lantai dua bangunan itu. Dengan pertimbangan besarnya investasi perusahaan pada proyek itu, maka para anggota Dekom sepakat untuk bergantian hadir di lokasi proyek untuk mengawasi perkembanga proyek secara langsung [on the spot]. Aku sendiri mendapat giliran untuk hadir setiap hari Jum'at.Karena aku pengambil prakarsa tentang pengawasan oleh Dekom maka mau tidak mau, suka tidak suka, aku harus menjadi motor penggerak.Akupun menunjukkan komitmenku dengan selalu hadir di lokasi proyek itu.Sambil [pura-pura] mengawasi aku pasang mata dan cuci mata mencari kalau ada  kuli, mandor atau staf proyek  yang enak dilihat dan syukur-syukur bisa aku nikmati tubuhnya. Sekali-sekali aku jumpa "white collar worker" yang tampan, seperti para arsitek atau insinyur bangunan.Mereka ini masih muda-muda, putih, rapi, atletis dan tampan. Kalau aku sedang ingin melakukan "zina mata", maka aku pura-pura mengundang mereka untuk rapat tentang progress atau kemajuan proyek itu. Disitu aku bisa memandangi lebih dekat dan lebih jelas wajah dan tubuh mereka dan menghirup harum parfum, deodoran, dan minyak rambut mereka. Kalau ada yang bisa diajak "main gila",maka aku pun janjian[date] di  hotel atau tourist resort di luar kota! Eksekutif muda di negara tempat aku tinggal sudah sangat maju cara berpikirnya. Hubungan sex sejenis sudah dianggap sebagai   cara belajar untuk hidup [life skill].

Mereka mengeksplorasi dan mengkomfirmasi orientasi seksual mereka dengan cara melakukan hubungan sex sejenis. Bagi yang taat pada agama, mereka menafsirkan bahwa hubungan sejenis "bukan zina" karena "tidak dilakukan dengan lawan jenis".Sebagian dari mereka yang lebih fanatik,membatasi hubungan sejenis dengan hanya "main luar".Mereka tidak melakukan insersi [mengentoti mulut atau bool] melainkan "hanya" saling menggerayangi, berpelukan, bergumulan.Tentu saja - tak urung - sampai keduanya mencapai puncak syahwat [orgasme] yang ditandai dengan terpancarnya pejuh mereka CROOOOOOOT!CROOOOOOOT! CROOOOOOOT! Maka bau pejuh pun tercium semerbak di kamar terkutuk itu [Ha..Ha..Ha..].

Melakukan hubungan sejenis dengan ekskutif muda praktis, aman, dan nikmat. Ada kode etik dan sama-sama menjaga kerahasiaan demi keamanan dan nama baik masing-masing. Anak muda sekarang tubuhnya atletis [ketat dan berotot], jembut dan bulu keteknya lebat, kontolnya besar tersunat ketat dan pejuhnya banyak.Maklumlah mereka sedang dalam kondisi puncak  dan rajin menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh! Mereka juga menjaga penampilan mereka agar tubuh mereka tetap harum sepanjang hari. Bahkan sebagian ada yang mencukur [shaving] atau mencabuti bulu ketek [plucking] dan merapikan jembutnya [trimming]. Bagiku para eksekutif muda adalah bidadara yang turun dari surga.          

KULI TELANJANG 

Setiap hari Jum'at, jika aku memantau kemajuan proyek, aku tidak hanya duduk-duduk di kantor monitor Dekom tapi juga berkeliling. Para Satpam di lokasi proyek sudah kenal aku, karean itu tak pernah ada kesulitan bagiku masuk ke lokasi atau naik ke bangunan. Beberapa Satpam ada yang jadi favoritku, karena mereka rapi, bersih, atletis, tampan, dan sopan. Karena itu sekali-sekali aku memberi tip untuk mengapresiasi keindahan dan kelaki-lakian mereka. Tapi favorit utamaku adalah Johan. Aku berharap, jika aku ada hokkie [keberuntungan] aku akan berksempatan main cabul dengan Johan.

Suatu sore, sekitar pukul 17:30 ketika hari sudah mulai surup [gelap], aku berkeliling lagi di lokasi proyek. Di suatu sudut, di balik bangunan baru aku lihat beberapa kuli sedang telanjang-bulat. Ternyata mereka sedang
antri akan mandi. Lokasi itu berada di deretan kamar mandi dan WC untuk para kuli. Demi kepraktisan,maka para kuli itu sudah menanggalkan penutup tubuhnya. Di tempat itu ada beberapa lampu sorot sehingga senja itu, sepintas aku dapat menikmati indahnya pemandangan lelaki yang bertelanjang-bulat! Tubuh mereka yang atletis-berotot, jembut mereka yang hitam,lebat, tumbuh luas melatar belakangi kontol mereka yang tertunduk dan semuanya sudah tidak kuncup. Karena kulup mereka sudah dipotong atau dikudung [disunat].Kadang-kadang ada satu dua kuli yang menunggu sambil telanjang-bulat sementara tangannya terangkat ke atas dan disangga ke sebuah tiang  bangunan. Sehingga aku dapat memandangi pola pertumbuhan bulu-ketek kuli itu!
Pemandangan indah itu menjadi salah satu andalanku untuk fantasi waktu aku onani.

Berdasarkan pengalaman itu aku meminta agar pemborong menyediakan tong-tong air, agar para kuli itu tak usah antri, mereka yang tak kebagian mandi di cubicle dapat langsung  mandi di luar sambil telanjang bulat. Aku juga minta lampu sorot ditambah dengan alasan tempat itu kurang terang. Belakangan barulah aku  tahu bahwa lokasi kuli telanjang itu letaknya di belakang kantor Dekom. Hanya saja ada tirai yang selalu tertutup di jendela kaca itu. Sejak aku tahu tentang jendela itu, aku makin rajin datang ke lokasi dan selalu sampai lepas magrib, yaitu sampai sudah tak ada lagi kuli yang mandi telanjang bulat disitu.Jika tidak ada orang lain, aku diam-diam menyingkap tirai jendela kaca itu sedikit saja, agar aku dapat menikmati keindahan tubuh para kuli yang sedang mandi  telanjang bulat.

Dengan berjalannya waktu, maka aku makin kenal personil proyek itu.Paling tidak ada dua personil favoritku, yaitu Johan seorang Satpam dan Mastin seorang kuli. Johan tamatan program D-3 Pariwisata dan Mastin tamatan STM. Aku minta agar kedua orang itu diperbantukan di Kantor Pengawasan Dekom. Tentu saja pihak pemborong tidak keberatan. Apa artinya satu Satpam dan satu kuli dalam proyek sebesar itu? Dengan keberadaan Johan dan Mastin dekat-dekat aku, maka aku bisa merencanakan langkah-langkah itu mencabuli kedua pemuda tampan itu.Mereka bagaikan mutiara dalam lumpur atau mungkin analog dengan ungkapan  penghormatan kepada Sang Budha : Om mani padma hum, yang artinya kira-kira : Ya ratna itu ada dalam bunga seroja.Amin.Ungkapan ini menggambarkan kelahiran Siddharta Gautama yang kelak menjadi Budha.  Lahirnya kesunyataan mulia dari kekotoran dunia, bagaikan tumbuhnya bunga teratai atau bunga seroja di dalam kolam berlumpur.

Johan aku jadikan semacam ajudan yang mengawal aku jika aku keliling lokasi dan Mastin ditugasi seperti tata usaha yang mengurus tamu-tamu di ruang Dekom. Sejauh itu tak ada anggota Dekom yang mau hadir jadi pengawas proyek. Tak heran jika aku bisa merajalela melampiaskan nafsu berahiku terhadap sesama jenis di lokasi proyek itu [Ha..Ha..Ha..].


MENCABULI JOHAN


Suatu kali, aku pergi keluar negeri dua minggu untuk ritual agama, sehingga tentu saja  aku tak sempat main cabul dengan lelaki atau onani. Padahal aku tak pernah lepas menenggak aphrodisiac sebagai rekreasi. Dalam menu-ku sehari-hari selalu ada ikan emas dan kijing [semacam siput] yang sudah diakui ampuh untuk meningkatkan libido [nafsu berahi]. Jika aku berada di luar negeri, karena aku tak bisa mendapat ikan emas dan kijing, maka aku menggantinya dengan  ramuan penambah gairah lelaki. Dengan resep : sebutir telur ayam rebus yang diberi garam sedikit dan merica secukupnya, secangkir kopi susu,dan satu sendok makan kecap manis. Jika aku akan main cabul secara berencana,maka aku minum Viagra atau yang lebih ringan [dan lebih murah] seperti:  Neo-Hormoviton Plus atau Kapsul Kuku Bima. Secara berkala  aku juga minum : ramuan Pasak Bumi [Togkat Ali]  atau Maca [Ginseng Peru]. Jamu yang mengandung tanaman Purwoceng juga sangat baik untuk membuat gairah lelaki jadi menyala-nyala bagaikan Bandung lautan api.      [Ha..Ha..Ha..]

Aku ingat hari itu hari Jum'at pertama aku berkunjung ke lokasi pembangunan, setelah aku pulang dari luar negeri. Ketika aku jumpa Johan, aku sudah merasa ada yang tidak beres. Sebab, berahiku menyala-nyala, seakan tak tahan aku ingin memeluk dan menciumi Johan - Satpam ganteng itu. Bukan karena aku rindu pada Johan, tapi karena berahiku tak sempat tersalurkan selama dua minggu dan perlu pelampiasan segera. Maka siang itu ketika aku sedang duduk di meja kerjaku di kantor pengawasan Dekom itu, Johan aku panggil. Aku pura-pura menanyakan apa yang terjadi di lokasi proyek selama aku pergi.

Tapi berahiku tak mau kompromi. Oleh karena itu, diam-diam aku mengunci pintu masuk dan aku mengukur kekuatan diriku jika saat Johan aku cabuli dia melawan.  Aku pindah duduk ke samping Johan. Kebetulan di depan meja kerjaku ada dua kursi tamu. Aku terus melanjutkan pertanyaanku dan mengomentari laporan Johan. Lalu Johan aku peluk dari samping. Johan tidak kaget. Mungkin mengira aku  hanya main-main atau mengajaknya bersahabat.

Lalu aku mulai menciumi leher belakang Johan dan aku tak tahan lagi  ........!Aku pun melumat bibirnya, mencipoki mulutnya dan mengisap air ludahnya. Johan gelagapan diperlakukan begitu, apalagi kedua tanganku yang kekar mencekal tubuhnya agar dia tak bisa bergerak. Untung saja Johan tidak menggigit ......pasti dia tak akan menggigit.Karena statusku bosnya dan aku janji akan menjadikan dia pegawai di kantor tempatku jadi Dekom. Apalagi saat itu  pekerjaan sulit didapat. Selanjutnya, Johan seperti pasrah, lulut dan menurut saja ketika dia aku apa-apakan.

Aku lanjutkan langkahku mencabuli pemuda tampan itu - walaupun dia "hanya" seorang Satpam. Kancing baju kemeja Satpam Johan aku buka. Johan tak meengenakan kaos dalam, sehingga aku menampak dadanya yang amat menonjol ke depan dengan lembah [crest] yang dalam  di antara kedua "bukit " dadanya itu. Kedua puting susunya tampak ketat, tegang dan melenting!Agh! Indah dan merangsang. Aku suka itu!Perutnya rata, kencang, berotot dan berpola six-packs.

Tubuh Johan bersih dan berwarna coklat muda. Kait-kait celana Johan aku buka dan risletingnya aku turunkan. Kemudian dengan sekali tarik ke bawah, celana dan kancutnya aku plorotkan ke bawah terjela di pergelangan kakinya. Sehingga aku menampak kontolnya yang besar, tersunat ketat, setengah ngaceng, berlatar belakang jembutnya yang hitam lebat, tumbuh rapat dan luass. Indah dan jantan sekali!      

Aku pun berlutut, seperti anak yang sungkem orang-tuanya di Hari Lebaran. Wajahku aku benamkan di hamparan haribaan Johan tempat jembut, kontol, dan biji pelernya itu. Mulutku mencucupi kepala kontolnya yang merah ungu berkilat.Lidahku menjilati lobang kencingnya yang menganga seperti mulut ikan. Johan menggeliat akibat rasa nikmat di kontolnya. Tanganku menjelajahi dada perut, puting susu dan ketiaknya. Rambut ringan yang basah teraba oleh tangn dan jemariku di ketiak Johan.

Sambil menjilat dan mengisap serta mengurut kontol Johan aku melepaskan celana dan kancutku. Kontolku sudah amat tegang. Sambil asyik meraba-rasakan sekujur tubuh Johan dengan tanganku dan mencecap rasa kontolnya dengan lidah, mulut dan bibirku, aku menggosok-gesekkan kontolku yang sudah teramat tegang di tungkai Johan yang berambut lebat itu. Agh. Nikmat!

Aku melakukan semua itu makin intens, makin inteeens, makin inteeeens sejalan dan searah dengan berahiku yang makin menggila. Akhirnya gerakanku menjadi suatu harmoni antara jilatan lidahku di kontol Johan dan gesekan kontolku di bulu-bulu kaki Johan. Aku menangkap sinyal, Johan makin gelisah, dan dia mulai melenguh seperti kerbau sedang memamah biak : MMPH..MMPH..MMPH..Artinya dia sudah makin dekat dengan puncak syahwat [orgasme].  Tak lama kemudian aku dengar bisikan dari mulut Johan, katanya :

"Pak saya mau keluar", maksudnya pejuhnya sudah mau keluar.

Aku kagum, bangga dan respek pada Johan. Sebab di saat dirinya sudah hampir mencapai puncak syahwat dia masih sempat melapor dengan sopan. Mengingatkan bahwa pejuhnya sudah akan keluar, supaya aku menghindar dari pancaran pejuhnya. Tapi justru jilatanku aku buat makin intens di kepala kontol dan lobang kencing Johan dan gesekan kontolku di kaki Johan juga makin cepat dan makin nikmat!  Tak lama kemudian CROOOOOOOT!CROOOOOOOOOT!CROOOOOOOOOOT! Pejuh Johan muncrat membasahi dan menceceri mulut,bibir,leher dan dadaku. Sementara itu, satu detik kemudian, denyutan kontolku yang memompakan pejuh terasa nikmat olehku! Pastilah pejuhku juga menceceri tungkai dan bulu kaki Johan:CROOOOOT!CROOOOT! CROOOOT! Sambil merasakan nikmatnya pejuhku terpompa keluar aku berpikir bagaimana aku bisa mencabuli tubuh Mastin pemuda tamatan STM  yang bekerja sebagai  kuli itu  Itulah kisah nyata kehidupan lelaki sejati. Tak ada aturan atau larangan yang dilanggar, semuanya biasa-biasa saja dan OK-OK saja, bukan! [Ha..Ha..Ha..].

POST SCRIPTUM

Cerita ini ditulis dalam Bahasa Samoa [Gagana Samoa] kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Blog ini.


 [KERISTOFO'ORI RINALETO - CRISTOFORI RINALDO]